"Olahraga bukan obat depresi"
Sebuah riset menemukan bahwa memadukan olahraga dengan perawatan konvensional untuk mengatasi depresi tidak membantu proses penyembuhan.
Dalam studi yang dibiayai Institut Nasional Riset Kesehatan Inggris (NHS) dan dipublikasian di British Medical Journal, sejumlah pasien diberikan bantuan untuk meningkatkan tingkat aktivitas mereka selain menerima terapi atau obat anti depresi.
Setelah satu tahun, 361 pasien mengalami penurunan gejala-gejala depresi, tetapi tidak ada perbedaan di antara kelompok yang berolahraga atau yang tidak.
Panduan dasar saat ini menyarankan agar penderita depresi berolahraga tiga kali seminggu.
Institut Nasional Kesehatan dan Klinis (Nice) memberikan saran itu pada 2004.
Saat itu Nice mengatakan bahwa berdasarkan riset, peningkatan aktivitas fisik dapat membantu penderita depresi ringan.
Keuntungan fisik
Studi terbaru yang dilakukan oleh tim dari Universitas Bristol dan Exeter ini melihat dampak olahraga secara klinis.
Seluruh pasien yang mengikuti uji coba mendapat perawatan konvensional sesuai tingkat depresi mereka.
Namun selama delapan bulan, beberapa peserta disarankan untuk meningkatkan tingkat aktivitas mereka.
Tetapi di akhir tahun, para peneliti tidak melihat adanya penurunan gejala depresi di kelompok yang lebih aktif.
Prof John Campbell, dari Peninsula College of Medicine and Dentistry, yang juga ikut dalam studi itu mengatakan, "Banyak pasien depresi memilih tidak mengonsumsi obat anti depresi, dan lebih menyukai jenis terapi non obat.
"Olahraga dan aktivitas sepertinya menjadi terapi yang menjanjikan, tetapi riset ini telah menunjukkan bahwa olahraga tidak efektif untuk mengobati depresi."
Temuan ini kemungkinan akan menjadi masukan bagi Nice saat menyusun panduan kesehatan mereka berikutnya.
Source : http://www.bbc.com/
Komentar