Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2010

"Orang Bebas adalah Mereka yang bertanggung jawab"

Di hari anda menyatakan bertanggung jawab atas semua tindakan anda, termasuk kegagalan, di saat itulah anda memahami arti kebebasan. Banyak orang mencari kebebasan dengan menyudutkan orang lain atas kegagalan yang terjadi. Ini bukanlah kebebasan. Ini adalah ketakutan. Bila anda telah bertekad menempuh jalan keberhasilan, yang anda perlukan adalah rasa bebas dan keberanian. Sungguh berbeda antara keberanian dengan ketakutan. Kebebasan melahirkan keberanian dan tanggung jawab. Anda tak pernah tiba di puncak dengan melemparkan tanggung jawab pada orang lain. Pepatah mengatakan, semakin tinggi cemara semakin kencang angin menerpa. Berdiri di puncak keberhasilan memerlukan keberanian yang tinggi. Bukan hanya karena persoalan yang anda hadapi semakin sulit. Namun, yang terpenting adalah anda harus mempertanggungjawab kan semuanya sendiri. Tak ada tempat lagi untuk meletakkan beban anda kecuali pundak anda sendiri. Semua itu membutuhkan satu kualitas, yaitu keberanian.

"Just Think"

Berangkat dari rumah jam 5.30, sampai di kantor bertemu dengan semua teman dan keluargaku. Mulai dari para security yang ramah dan penuh rasa hormat, sampai dengan para officce boy yang selalu siap untuk membantu kapanpun bagaikan serdadu perang yang hanya menunggu sepatah kata dari petingginya dan siap untuk mati memperjuangkannya. Sampai di ruangan bertemu dengan teman seperjuangan yang bahkan sudah bisa di bilang keluarga kedua selain yang di rumah ( ha... ha...ha... lucu bukan) and at the end kembali ke my lovely cubilcle yang sudah dua setengah tahun aku tempati… Hari ini di mulai lagi dengan kegiatan rutinitasku untuk membelai komputerku yang mungkin sudah bosan melihat wajaahku yang sok serius ini selallu memandanginya dan menjadi saksi kesenangan, kesedihan dan perjuanganku dalam mengarungi masa ini. Mungkin dialah benda yang paling sering melihat wajahku di banding semua benda yang ada di sekeliling ku akhir-akhir ini. Mulai lagi dengan printer lq-800 ku yang selalu menghi

"Apa Pantas Berharap Surga?"

Sholat dhuha cuma dua rakaat, qiyamullail (tahajjud) juga hanya dua rakaat, itu pun sambil terkantuk-kantuk. Sholat lima waktu? Sudahlah jarang di masjid, milih ayatnya yang pendek-pendek saja agar lekas selesai. Tanpa doa dan segala macam puji untuk Allah, terlipatlah sajadah yang belum lama tergelar itu. Lupa pula dengan sholat rawatib sebelum maupun sesudah shalat wajib. Satu lagi, semua di atas itu belum termasuk catatan: "Kalau tidak terlambat" atau "Asal nggak bangun kesiangan". Dengan sholat model begini, apa pantas mengaku ahli ibadah? Padahal Rasulullah dan para sahabat senantiasa mengisi malam-malamnya dengan derai tangis memohon ampunan kepada Allah. Tak jarang kaki-kaki mereka bengkak oleh karena terlalu lama berdiri dalam khusyuknya. Kalimat-kalimat pujian dan pinta tersusun indah seraya berharap Allah Yang Maha Mendengar mau mendengarkan keluh mereka. Ketika adzan berkumandang, segera para sahabat meninggalkan semua aktivitas menuju sumber panggilan,