"Upaya Pencegahan Stroke Berulang"

Oleh: dr Fritz Sumantri Usman Sr,SpS,FINS
Stroke hingga saat ini masih merupakan pembunuh no. 3 di dunia dan penyebab kecacatan no. 1 di dunia; setiap tahunnya di Amerika Serikat tercatat sekitar 900.000 kasus stroke, dan dari angka tersebut 1/3 nya merupakan kasus stroke maupun Trans Ischaemic Attack (mini stroke) berulang. Demikian tingginya angka berulangnya kasus stroke ini menjadi perhatian khusus dari pelayanan Neurologi dan Neurologi Intervensi dari Pokdi Neurologi Intervensi PP Perdossi. Mengapa? Karena seperti yang terjadi selama ini, ternyata kecacatan dan angka kematian yang timbul pada kasus stroke berulang jauh lebih tinggi dari angka kecacatan dan kematian dari kasus stroke sebelumnya, sehingga sudah jelas bagi kita bahwa melakukan penatalaksanaan stroke adalah penting. Namun tidak kalah penting (bahkan beberapa pihak mengatakan lebih penting), untuk melakukan segala daya upaya yang tepat, cermat, dan optimal dalam menekan angka terjadinya stroke berulang.


Dalam menekan angka stroke berulang, hal-hal yang perlu dan harus diperhatikan adalah mengetahui faktor risiko dan melakukan upaya-upaya, baik dalam memodifikasi gaya hidup, menjalani terapi yang diperlukan dan yang tidak kalah penting adalah melakukan pemeriksaan yang dapat memberikan informasi optimal faktor risiko yang dimiliki seseorang untuk terjadinya stroke ataupun stroke berulang. Apabila kita analogikan otak adalah sebuah rumah, maka faktor utama untuk mencapai rumah tersebut adalah jalan menuju rumah, sehingga bukan hal yang aneh bila pemilik rumah selalu menjaga dan merawat jalan menuju rumahnya, agar orang-orang dapat mengunjungi rumah tersebut dengan mudah. Demikian pula otak, seringkali kita melupakan jalan menuju otak, padahal faktor paling penting untuk menjaga aliran/suplai makanan dan oksigen ke otak adalah pembuluh darah otak yang bersih dan sehat (tidak ada penyempitan ataupun penyumbatan), sehingga pemeriksaan otak yang optimal adalah dengan memeriksa jalan menuju otaknya juga, dalam hal ini pembuluh darah yang menuju otak.
Bagi para penderita stroke yang ingin melakukan evaluasi terhadap otak dan pembuluh darahnya, untuk mengetahui dengan pasti lokasi, derajat, dan keparahan suatu penyempitan dan penyumbatan, dapat melakukan prosedur pemeriksaan non operatif yang disebut Cerebral DSA. Cerebral DSA, yang merupakan prosedur mirip dengan kateterisasi jantung, hingga saat ini merupakan suatu prosedur GOLD STANDARD (baku emas, diakui paling baik di dunia) untuk mengetahui derajat penyempitan/ penyumbatan pembuluh darah otak, lokasi, jumlah penyempitan yang terjadi serta hal-hal abnormal lainnya yang dapat terjadi pada pembuluh darah otak, hingga meningkatkan kemungkinan terjadinya stroke berulang. Dan yang menariknya lagi, proses pemeriksaan diagnostik Cerebral DSA tidak harus membutuhkan proses rawat inap, sehingga konsumen yang ingin menjalani pemeriksaan ini dapat melakukannya di pagi hari dan kembali ke rumah pada sore hari, untuk beraktivitas seperti biasa keesokan harinya.
Namun yang penting dan harus diingat adalah Cerebral DSA hanyalah salah satu prosedur diagnostik, bukan terapi. Apabila setelah dilakukan Cerebral DSA ternyata terdapat penyempitan, maka berdasarkan derajat penyempitan yang terjadi dapat ditentukan obat-obatan yang optimal, agar proses progresifitas penyempitan tersebut dapat berkurang, atau apabila proses penyempitan tersebut sudah melebihi 60 %-70% maka kepada pasien dapat ditawarkan untuk melakukan proses pemasangan cincin (stent) di daerah pembuluh darah otak yang menyempit tersebut. Sekali lagi , proses pemasangan stent bukanlah suatu proses operasi sehingga konsumen yang menjalani proses pemasangan cincin ini tidak terlalu lama dirawat inap di RS. Seluruh proses pemeriksaan Cerebral DSA dan pemasangan cincin pada pembuluh darah yang menyempit tersebut dilakukan sepenuhnya oleh seorang neurologist sekaligus subspesialis neurologi intervensi.
Demikianlah sekilas proses penatalaksanaan pencegahan stroke berulang yang ditawarkan sebagai salah satu alternatif pencegahan terjadinya stroke.

Source : http://majalahkesehatan.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Saat Ibu Memasak Di Dapur"

"Kim Sun-Young - 1974"

"Tanya-Jawab Mengenai Radang Usus Buntu (Apendisitis)"