"Batuk"

Penyebab Batuk

Batuk sebenarnya merupakan bentuk reaksi tubuh untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam saluran pernapasan. Benda asing yang dimaksud bisa berupa debu, lendir, atau benda asing lainnya. Ini sebenarnya merupakan reaksi normal dan berfungsi untuk melindungi diri kita.

Batuk merupakan pengusiran udara secara kasar untuk membersihkan paru-paru dari zat yang berbahaya ketika saluran pernapasan mulai terganggu. Batuk dapat pula menjadi upaya yang disengaja untuk membersihkan tenggorokan. Namun, yang perlu diingat, batuk dapat menyebarkan kuman yang menyebabkan penyakit.

Batuk ringan yang umum menimpa kita adalah batuk karena masuk angin atau batuk gejala influenza yang biasanya terjadinya saat perubahan musim. Batuk seperti ini biasanya tidak lama, setelah cukup beristirahat atau minum obat bebas di pasaran, gejalanya akan mereda dan hilang.


Penyakit Penyebab Batuk

Tetapi, bila batuk tidak sembuh-sembuh dalam jangka waktu yang lama, mungkin penyebab batuk tersebut merupakan penyakit yang perlu diwaspadai. Seperti bersin, batuk juga bisa menyebarkan penyakit. Berikut ini beberapa penyakit yang sering dicirikan oleh batuk.
  • TBC (Tuberkolosis / TB)
    Penyakit ini menyerang paru-paru dan menular. Merupakan penyakit yang mematikan bila tidak segera diobati atau tidak rutin mengobatinya. Penderitanya akan mengalami batuk yang cukup sering baik pada waktu siang maupun malam. Ciri lain adalah tubuh penderita yang semakin kurus. TB tidak hanya menyerang orang dewasa, karena banyak ditemukan anak-anak yang terjangkit penyakit ini.
  •     Asma
    Asma merupakan penyakit karena adanya penyempitan pada saluran pernapasan. Pemicunya bisa bermacam-macam dan berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Beberapa pemicu asma adalah debu, udara dingin, dan asap. Kenali pemicunya agar sebisa mungkin bisa dicegah serangan asma pada penderita. Gejala yang biasa timbul adalah batuk atau sesak nafas akan meningkat pada malam hari. Penyakit ini merupakan penyakit kambuhan, maka untuk penderita asma sebaiknya selalu disiapkan pelega pernafasan mirip inhaler yang dapat dihisap setiap saat.
  •     Pneumonia
    Bagian yang diserang pada penyakit ini adalah paru-paru. Biasa dikenal dengan istilah paru-paru basah, karena bila terserang penyakit ini, paru-paru menjadi radang dan terinfeksi dan mengakibatkan pada paru-paru terdapat air atau lendir. Selain batuk-batuk, gejala lainnya adalah demam tinggi dan menggigil. Segera konsultasikan ke dokter atau rumah sakit agar segera ditangani.
  •     Pertusis
    Pertusis dikenal juga sebagai batuk rejan. Batuk ini disebabkan bakteri jahat yang menyebabkan infeksi paru-paru. Ciri pada batuk terus menerus selama beberapa kali dan diakhiri dengan nafas terengah-engah. Batuk ini berbahaya bila menimpa anak kecil atau bayi, karena batuk yang terus menerus dan panjang dapat menyebabkan mereka kekurangan oksigen. Batuk yang dikenal juga dengan batuk rejan atau batuk 100 hari ini menular ketika percikan cairan hidung atau mulut orang yang terinfeksi penyakit ini mengenai orang lain yang selanjutnya dapat terinfeksi pula.
  •     Bronkitis
    Penyakit ini disebabkan karena adanya infeksi virus pada saluran udara kecil paru-paru. Bila terkena penyakit ini, penderita akan batuk disertai suara seperti bersiul saat bernafas.

Jangan sepelekan bila batuk dialami terus-menerus. Segera konsultasikan ke dokter atau rumah sakit untuk mengetahui lebih jelas penyebab batuk tersebut. Membiarkan terlalu lama tanpa mendapat pengobatan yang tepat akan memperparah keadaan penderita. Selain itu, kebanyakan penyakit yang menyebabkan batuk bersifat menular sehingga dapat membuat anggota keluarga atau orang-orang yang ada di dekatnya terkena penyakit juga.





JENIS OBAT BATUK
Penanganan batuk harus disesuaikan dengan penyebabnya. "Apakah karena alergi, infeksi virus, atau kelainan fisiologis lain," kata Muljono. Untuk pertolongan pertama, pemberian obat bebas boleh-boleh saja. "Tapi sekali anak sudah batuk berdahak, sebaiknya segera bawa ke dokter untuk membedakan, apakah hanya flu biasa atau ada faktor alergi."
Beberapa zat yang biasanya terdapat dalam obat batuk di antaranya adalah antitusif untuk menekan batuk dan dekongestan (melegakan jalan napas), pengencer lendir, atau kombinasi. Dekongestan umumnya membantu melebarkan saluran napas atas dengan jalan mengurangi oedema (pembengkakan saluran napas di hidung).
Salah satu jenis obat batuk yang sejak dulu populer adalah obat batuk hitam (OBH). "Untuk batuk ringan, OBH atau obat batuk putih generik bisa digunakan." Sementara beberapa obat batuk yang dijual bebas sebetulnya tidak begitu dianjurkan untuk anak-anak, khususnya obat-obat batuk yang sudah ditambah dengan berbagai inovasi.
Pemakaian obat batuk yang mengandung pengencer lendir sebaiknya juga harus hati-hati, khususnya untuk anak kecil yang otot-otot pernapasannya masih lemah. "Pemakaian yang terlalu lama sebetulnya tidak baik, karena lendir yang mengencer malah akan memenuhi saluran napas, sehingga anak mengalami sesak napas. Jika tidak diimbangi tindakan fisioterapi, seperti menepuk-nepuk punggung, maka pemakaian obat batuk yang mengandung pengencer lendir pada bayi atau anak malah bisa sangat berbahaya."Yang harus diwaspadai, lanjut Muljono, "Ada obat batuk yang mengandung zat-zat yang bisa memengaruhi kerja otak dan meredam susunan saraf pusat, misalnya kodein. Obat-obatan ini biasanya jenis yang mengandung narkotika, jadi sebaiknya tidak dipilih. Untuk penderita asma, pemakaian obat-obat ini memang akan menghilangkan batuk, tapi saluran napas yang justru akan tersumbat oleh sekresi," kata Muljono.

HINDARI BENDA KECIL
Waspada jika Anda memiliki putra/putri yang masih kecil. Anak usia 1-2 tahun harus dihindarkan dari kemasukan benda asing di saluran napas atas (hidung). "Anak-anak kecil sering memasukkan benda-benda kecil, misalnya misalnya tisu, mainan dari plastik, kacang, atau baterai kancing ke dalam hidung mereka. Karena basah oleh ingus, biji atau benda yang dimasukkan ke lubang hidung tadi akan membesar, sehingga tidak bisa keluar. Akibatnya, terjadi infeksi," kat Muljono.

Infeksi ini akan membuat anak mimisan dan mengeluarkan nanah yang berbau. Ini biasanya akan membuat anak batuk terus-terusan. Terkadang, anak yang masih kecil tidak bisa mengatakan apa yang ia rasakan, tahu-tahu sudah berdarah. "Oleh karena itu, orang tua sebaiknya tidak sembarangan menaruh atau membuang benda-benda kecil."




BACA LABEL OBAT
a. Pada keadaan darurat, misalnya tengah malam, anak batuk, cara-cara tradisional bisa dilakukan. Misalnya, mengolesi dada dengan minyak telon, minyak kayu putih, atau bawang. "Cara ini bisa membantu, tapi harus hati-hati karena ada efek sampingnya, misalnya iritasi kulit. Cara yang lebih baik adalah dengan menggunakan uap panas yang diberi Vicks, yang mempunyai efek melegakan napas," kata Muljono.
b. Sebelum membeli obat batuk di toko obat atau apotek, pilih obat yang sesuai dengan batuk yang dialami anak. "Sebutkan keluhan sesuai usia. Sebetulnya, asal kita membaca dengan teliti petunjuk pada label obat, umumnya aman-aman saja, kok." Yang juga diperhitungkan adalah mana yang lebih diutamakan, batuknya atau mengencerkan lendirnya. "Kadang, batuk tidak boleh ditekan karena justru sangat berguna. Kalau batuk ditekan dan anak tidak batuk, bisa-bisa anak malah sesak karena lendir."
c. Lebih baik ke apotek, karena di apotek ada apoteker yang lebih tahu tentang obat ketimbang tukang obat.
d. Jika anak tak juga sembuh selewat seminggu, sebaiknya segera pergi ke dokter untuk dicari penyebab batuk.
e. Jangan terlalu percaya atau fanatik terhadap satu jenis obat batuk saja. "Asal anak batuk, lalu diberi obat tersebut. Bisa jadi, suatu ketika obat itu tak lagi manjur, karena mungkin jenis batuk anak kali ini berbeda. Jangan juga "meneruskan" tradisi memberikan obat tertentu kepada anak berikutnya. "Setiap anak, kan, mempunyai sifat tersendiri," kata Muljono. (Nova)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Virginia Madsen"

"Tanya-Jawab Mengenai Radang Usus Buntu (Apendisitis)"

"Great Teacher Onizuka 2012"