REVOLUSI DIGITAL (KISAH 02)
Pembuktian Watson Junior

Visi yang membuat IBM mampu bertahan

Oleh Andrianto Soekarnen
Setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat boleh dikata menjelma menjadi negara administrasi. Tenaga kerja pertanian berbondong diboyong ke kota-kota besar. Ruang-ruang kantor diisi deretan meja dan tabulator (mesin hitung mekanik). Para pegawai disibukan pekerjaan administrasi seperti menghitung gaji dan tagihan.

Waktu itu, data identik dengan punch card atau kartu penyimpan data hasil olahan tabulator. Dalam masa pertumbuhan ekonomi yang demikian cepat, perusahaan asuransi, penerbit majalah, dan periset pasar menyusun daftar pelanggan di seluruh negeri dan menghasilkan lautan punch card.

Waktu itu, berkat pemahamannya akan bisnis mesin perkantoran dan [terutama] keahlian pemasarannya, International Business Machines (IBM) berhasil memonopoli pasar tabulator. Thomas Watson Sr., presiden direkturnya, menjadi eksekutif AS tersukses dan dijuluki Raja Punch Card.

Di perusahaan yang konservatif itu, nilai feodal masih melekat. Maka, tak seorang pun protes ketika Watson Sr. menyiapkan anaknya, Thomas Watson Jr., sebagai pengganti. Padahal, sebagai anak orang kaya, selama ini Watson Jr. lebih dikenal sebagai playboy, penggemar mobil cepat, dan suka hura-hura. Ia adalah pengunjung tetap klub-klub di New York dan Hollywood.

Namun, ketika itu, berkat kemampuan memegang kendali atas paten dan pembinaan keahlian elektronika, tak ada yang perlu dicemaskan IBM. Perusahaan itu bahkan tengah bersiap mengahadapi tantangan berikutnya dalam revolusi elektronika, yakni memasarkan mesin tik listrik dan kalkulator elektronik. Meski begitu, Watson Jr. ingin menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang akan melepaskannya dari bayang-bayang sang ayah.

Pada 1949, Watson Jr. mendengar pelanggan setia IBM, raksasa majalah Time-Life, berencana mengganti mesin IBM dengan Universal Automatic Computer (UNIVAC), komputer besar buatan perusahaan Remington Rand hasil rancangan Eckert-Mauchly (baca: "Asal Mula: Kemalangan Atanasoff"). Waktu itu, UNIVAC bisa menyimpan data dalam gulungan pita magnetik sehingga menghemat tempat. Watson Jr. mencium marabahaya. Ia pun mengumpulkan para insinyur IBM dan memerintahkan penciptaan sebuah mesin yang dapat bersaing dengan UNIVAC.

Tim itu kembali beberapa minggu kemudian dengan sebuah alat penyimpanan punch card yang dilengkapi pita magnetik. Watson marah besar meski para pekerja IBM tak mengerti mengapa mereka harus meninggalkan punch card yang, waktu itu, masih membuat mereka kaya raya.

Di tahun yang sama, Uni Soviet (musuh bebuyutan AS di kala itu) melakukan percobaan peledakan bom atom yang membuat seantero Amerika panik. Sewaktu-waktu mereka bisa diserang. Pemerintah AS lalu berencana memanfaatkan komputer raksasa yang digunakan pada sebuah proyek bernama Whirlwind di Cambridge, Massachusetts, untuk dijadikan otak dari pusat sistem pertahanan udara yang masif. Mereka membuka lelang pembuatan mesin sejenis karena dibutuhkan masing-masing dua komputer untuk ditempatkan di 6 lokasi berbeda. IBM segera memanfaatkan peluang dan memenangkan lelang.

Secara bisnis, proyek ini membuat IBM merugi. Tetapi, para ahli elektronika mereka bisa belajar banyak dari mesin Whirlwind. Diam-diam, Watson Jr. menyiapkan sebuah tim khusus untuk membuat komputer besar versi IBM. Di akhir 1952, komputer model 701 keluar dari lini perakitan.

Waktu itu, hanya perusahaan besar yang mampu membeli komputer. Memanfaatkan reputasi yang baik dari era mesin tabulator, IBM secara agresif memasarkan komputer mereka. Berkat kerja keras lini pemasaran, perusahaan pengguna tabulator punch card segera beralih ke komputer IBM.

Pada 1956, IBM memimpin pasar dengan mengirimkan 449 komputer berukuran besar dan sedang. Sementara itu, pesanan yang belum terpenuhi mencapai 1.121 komputer. Saingan mereka, Sperry Rand (hasil merger Remington Rand dan Sperry Corporation) hanya berhasil menyerahkan 314 UNIVAC dengan tambahan 113 pesanan yang belum terpenuhi.

Berkat mainframe (komputer besar) IBM, Tom Watson Jr. mendapat kemasyuran melebihi ayahnya. Ia dinobatkan sebagai Raja Mainframe. Namun, yang terpenting, berkat kesiagaan Watson Jr., IBM mampu bertahan di tengah dunia perkantoran yang terus berubah.
SUMBER :Forbes Greatest Technology Stories: Inspiring Tales of the Entrepreneurs and Inventors who Revolutionized Modern Busines" karya Jeffrey S. Young.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Virginia Madsen"

"Great Teacher Onizuka 2012"

"Tanya-Jawab Mengenai Radang Usus Buntu (Apendisitis)"