TUJUH KARAKTER MENUJU 'SUKSES'
Dan katakanlah: "Bekerjalah kalian, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaan kalian itu, dan kalian akan dikembalikan kapada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-NYa kapada kalian apa yang telah kalian kerjakan" (At-Taubah 105)
Sukses dalam definisi Robins (1986) dalam bukunya "Unlimited Power: The New Science for personal Adhievemens (1586)"(Kekuatan tak terbatas : Ilmu pengetahuan baru bagi prestasi pribadi)" yaitu proses usaha yang sedang berlangsung untuk mencapai hasil lebih. Ada peluang untuk tumbuh secara emosional, sosial, spiritual, psikologis, intelektual, dan finansial secara berkelanjutan, sambil memberi kontribusi dengan suatu cara positif terhadap orang lain.
Oleh karena itu, jalan menuju sukses selalu dan sedang dalam perbaikan yang sedang berjalan. Jalan ke arah kemajuan, bukan akhir pencapaian.
Menurut Covey (1990) dalam buku larisnya, "The 7-Habits of Highly Effectiva People:Powerful Lessons in Personal change"(150).(Tujuh Kebiasaan Orang yang Sangat Efektif, Pelajaran Penting dalam Perubahan Pribadi).
Covey mengurai tujuh ciri khas orang sukses:
Kebiasaan-1: Proaktif. Kata proaktif sudah umum dalam literatur manajemen, namun kata ini takkan anda temukan dalam banyak kamus lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Padahal kata ini mengandung arti bahwa selaku manusia, kita bertanggungjawab pada kehidupan diri kita sendiri. Perilaku kita adalah fungsi keputusan kita, bukan kondisi kita. Kita memiliki inisiatif dan tanggung jawab untuk mewujudkan sesuatu. Perhatikan kata"responsibility".."respon-ability"-ability to choose your ability (kemampuan memilih respons yang ada). Orang yang sangat proaktif mengenali tanggung jawab itu.
Mereka tidak menyalahkan keadaan, kondisi atas pengkondisian mereka atas perilaku mereka. Allah swt menyatakan dalam Ar Ra'd 13: "Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." Mengubah diri mereka sendiri berarti mengubah penampilan didalam diri yaitu, apa dan bagaimana kita menggambarkan sesuatu, serta apa dan bagaimana kita mengaitkan sesuatu pada diri kita tentang situasi pada saat itu. Dan fisiologisnya ( sesuatu seperti tensi otot, apa yang kita makan, bagaimana kita bernafas, postur kita, dan seluruh tingkat pemfungsian kimia).
Kebiasaan-2: Mulai dengan tujuan dalam pikiran kita. Memulai dengan tujuan dalam pikiran, didasari pada prinsip bahwa semua hal diciptakan dua kali, ciptaan pertama adalah mental (niat atau penyusunan tujuan yang terdiri atas visi, misi, dan tujuan) dan ada ciptaan kedua yaitu 7 Karakter Menuju Sukses fisik terhadap semua hal. Kebiasaan kedua ini didasarkan pada prinsip kepemimpinan pribadi. Kepemimpinan bukanlah manajemen. Manajemen adalah fokus lini bahwa bagaimana saya menyelesaikan sesuatu yang sudah pasti dengan baik? Kepemimpinan berhubungan dengan lini atas apa yang ingin saya selesaikan? Kalau Peter Drucker mengatakan :"Manajemen adalah melakukan sesuatu dengan benar-benar.
Kebiasaan-3.Utamakan yang paling penting.Kebiasaan no 1 berbunyi “Anda penggagas, anda bertanggung jawab”. Ini didasarkan kepada empat kualitas unit yang dimiliki manusia, yakni imajinasi, kesadaran, keinginan unik manusia, yakni imajinasi, kesadaran, keinginan yang bebas, serta kesalahan diri.Kebiasaan no 2 adalah ciptaan pertama berupa mental. Ini didasari pada kemampuan untuk memandang melihat potensi, mencipta dengan pikiran kita apa yang ada pada saat ini tidak dapat dilihat mata kita, dan kesadaran kemampuan untuk mendeteksi keunikan diri kita, serta pedoman pribadi, moral dan etika, yang dengannya kita akan sangat bahagia mengisi kehidupan ini.
Kebiasaan 3 adalah ciptaan kedua, ciptaan fisik ini adalah dari kebiasaan 1 dan 2 merupakan pelaksanaan yang bebas ke arah terpusatnya pada prinsip untuk menggunakan kebebasan kita dalam memilih hanya melakukan hal penting dalam kehidupan, dan tidak membuang waktu untuk kegiatan yang tak penting baik yang mendesak atau tidak (QS 23:1-3).
Kebiasaan-4 Berpikir menang /menang. Berpikir menang/menang memerlukan tiga nilai karakter, yakni integritas, kedewasaan (keseimbangan antara keberanian dan pertimbangan) dan mentalitas berlebihan.
Kebiasaan-5.Upayakan pertama kali untuk mengerti kemungkinan dimengerti.Kebiasaan kelima ini merupakan kualitas keberanian yang seimbang dengan pertimbangan.Bukankah anda pikir yang diperlukan pertama kali adalah keberanian dan pertimbangan, bukannya yang dipahami? Paradigma manakah yang menurut anda lebih baik diterapkan dalam kehidupan.”Mengambil dan memberi.”atau”memberi dan menerima”Allah s.w.t menyatakan dalam Q.S 55:60-61 :”tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan”.
Kebiasaan-6 Sinergis. Kalau dipahami dengan tepat, sinergi adalah aktifitas tertinggi dalam seluruh kehidupan ujian dan manifestasi sejati dari semua kebiasaan lain yang dikumpulkan. Kalau didefinisikan dengan sederhana, sinergi berarti keseluruhan lebih besar dari pada jumlah bagian-bagian itu. Allah s.w.t mengingatkan kita dalam az-zumar 39 : “Katakanlah : “Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula),maka kelak kamu akan mengetahui”.
Kebiasaan-7 Mengasah Gergaji. Kebiasaan ketujuh ini melingkupi kebiasaan-kebiasaan lain. Karena inilah yang membuat semua kebiasaan-kebiasaan lainnya itu menjadi mungkin. Kebiasaan ini memelihara dan meningkatkan aset terbesar yang anda miliki. Kebiasaan ini memperbarui keempat dimensi sifat anda “ fisik,spiritual, mental dan sosial / emosional Rasulullah s.a.w mengajarkan kepada kita untuk menyibukan diri kita, sehingga tak punya waktu lagi untuk mencari kesalahan orang lain.
Bangsa Jepang menerapkan 3 metode Kaizen (Des&Miller.1995) sebagai berikut : “salah satu falsafah eksperimentasi ialah “kalau anda gagal pada pertama kali coba-coba dan coba lagi,”saya akan bertahan hingga saya sukses.” Ada empat langkah eksperimentasi
Ketahuilah produk anda (SMART: Spesifik,Measurable,Atainable, dapat diukur dapat dicapai, relevan dan dapat ditelusuri.
Persiapkan diri anda untuk bertindak dengan memutuskan untuk melakukannya
Perhatikan apa yang anda peroleh dari tindakan-tindakan anda.
Kalau apa yang anda peroleh dari apa yang anda kerjakan tidak berhasil ubahlah pendekatannya.
Ulangi proses tersebut sekali lagi hingga anda memperoleh produk yang anda inginkan. Inilah yang disebut’azam dan sabar dalam istilah tauhid.
Firman Allah s.w.t dalam Al-Baqarah 153 : “ Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat menjadi penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Teori Kaizen kedua adalah benchmarking. Untuk menghemat waktu dan energi, gunakan benchmarking yaitu model perasaan dan rekayasa sebaliknya.
Untuk mempercepat langkah kesuksesan anda :
Ketahuilah produk anda (SMART : Spesikasi, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan dapat ditelusuri).
Temukan Benchmarking yakni orang yang siap memperoleh apa yang anda inginkan.
Carilah apa yang dilakukan orang itu.
Lakukan hal yang sama atau lakukan dengan baik hingga anda memperoleh hasil yang sama atau bahkan lebih baik.
Kaizen Ke-3 : Cari sumber keluar, karena tak seorang pun sempurna sehingga mampu melakukan segala sesuatu sendiri. Anda disarankan membuka sumber dari luar (untuk sub-kontrak) untuk kegiatan yang bukan dalam kompetensi inti kita. Ada tiga syarat yang diperkukuh guna mencari sumber dari luar yakni kualitas tinggi, biaya rendah, produk/ servisnya tersedia kapan saja kita perlukan (JIT Just In Timedelivery/pengantar tepat waktu).
Inlah proses itqan yang kita diajarkan oleh agama supaya berbuat dengan benar dan tepat guna. Di awal tahun 2007 ini mari kita raih agenda sukses untuk kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Ingatlah firman Allah : “Katakanlah : “ Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapakah (diantara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini Sesungguhnya, orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapat keberuntungan.
Sukses dalam definisi Robins (1986) dalam bukunya "Unlimited Power: The New Science for personal Adhievemens (1586)"(Kekuatan tak terbatas : Ilmu pengetahuan baru bagi prestasi pribadi)" yaitu proses usaha yang sedang berlangsung untuk mencapai hasil lebih. Ada peluang untuk tumbuh secara emosional, sosial, spiritual, psikologis, intelektual, dan finansial secara berkelanjutan, sambil memberi kontribusi dengan suatu cara positif terhadap orang lain.
Oleh karena itu, jalan menuju sukses selalu dan sedang dalam perbaikan yang sedang berjalan. Jalan ke arah kemajuan, bukan akhir pencapaian.
Menurut Covey (1990) dalam buku larisnya, "The 7-Habits of Highly Effectiva People:Powerful Lessons in Personal change"(150).(Tujuh Kebiasaan Orang yang Sangat Efektif, Pelajaran Penting dalam Perubahan Pribadi).
Covey mengurai tujuh ciri khas orang sukses:
Kebiasaan-1: Proaktif. Kata proaktif sudah umum dalam literatur manajemen, namun kata ini takkan anda temukan dalam banyak kamus lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Padahal kata ini mengandung arti bahwa selaku manusia, kita bertanggungjawab pada kehidupan diri kita sendiri. Perilaku kita adalah fungsi keputusan kita, bukan kondisi kita. Kita memiliki inisiatif dan tanggung jawab untuk mewujudkan sesuatu. Perhatikan kata"responsibility".."respon-ability"-ability to choose your ability (kemampuan memilih respons yang ada). Orang yang sangat proaktif mengenali tanggung jawab itu.
Mereka tidak menyalahkan keadaan, kondisi atas pengkondisian mereka atas perilaku mereka. Allah swt menyatakan dalam Ar Ra'd 13: "Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." Mengubah diri mereka sendiri berarti mengubah penampilan didalam diri yaitu, apa dan bagaimana kita menggambarkan sesuatu, serta apa dan bagaimana kita mengaitkan sesuatu pada diri kita tentang situasi pada saat itu. Dan fisiologisnya ( sesuatu seperti tensi otot, apa yang kita makan, bagaimana kita bernafas, postur kita, dan seluruh tingkat pemfungsian kimia).
Kebiasaan-2: Mulai dengan tujuan dalam pikiran kita. Memulai dengan tujuan dalam pikiran, didasari pada prinsip bahwa semua hal diciptakan dua kali, ciptaan pertama adalah mental (niat atau penyusunan tujuan yang terdiri atas visi, misi, dan tujuan) dan ada ciptaan kedua yaitu 7 Karakter Menuju Sukses fisik terhadap semua hal. Kebiasaan kedua ini didasarkan pada prinsip kepemimpinan pribadi. Kepemimpinan bukanlah manajemen. Manajemen adalah fokus lini bahwa bagaimana saya menyelesaikan sesuatu yang sudah pasti dengan baik? Kepemimpinan berhubungan dengan lini atas apa yang ingin saya selesaikan? Kalau Peter Drucker mengatakan :"Manajemen adalah melakukan sesuatu dengan benar-benar.
Kebiasaan-3.Utamakan yang paling penting.Kebiasaan no 1 berbunyi “Anda penggagas, anda bertanggung jawab”. Ini didasarkan kepada empat kualitas unit yang dimiliki manusia, yakni imajinasi, kesadaran, keinginan unik manusia, yakni imajinasi, kesadaran, keinginan yang bebas, serta kesalahan diri.Kebiasaan no 2 adalah ciptaan pertama berupa mental. Ini didasari pada kemampuan untuk memandang melihat potensi, mencipta dengan pikiran kita apa yang ada pada saat ini tidak dapat dilihat mata kita, dan kesadaran kemampuan untuk mendeteksi keunikan diri kita, serta pedoman pribadi, moral dan etika, yang dengannya kita akan sangat bahagia mengisi kehidupan ini.
Kebiasaan 3 adalah ciptaan kedua, ciptaan fisik ini adalah dari kebiasaan 1 dan 2 merupakan pelaksanaan yang bebas ke arah terpusatnya pada prinsip untuk menggunakan kebebasan kita dalam memilih hanya melakukan hal penting dalam kehidupan, dan tidak membuang waktu untuk kegiatan yang tak penting baik yang mendesak atau tidak (QS 23:1-3).
Kebiasaan-4 Berpikir menang /menang. Berpikir menang/menang memerlukan tiga nilai karakter, yakni integritas, kedewasaan (keseimbangan antara keberanian dan pertimbangan) dan mentalitas berlebihan.
Kebiasaan-5.Upayakan pertama kali untuk mengerti kemungkinan dimengerti.Kebiasaan kelima ini merupakan kualitas keberanian yang seimbang dengan pertimbangan.Bukankah anda pikir yang diperlukan pertama kali adalah keberanian dan pertimbangan, bukannya yang dipahami? Paradigma manakah yang menurut anda lebih baik diterapkan dalam kehidupan.”Mengambil dan memberi.”atau”memberi dan menerima”Allah s.w.t menyatakan dalam Q.S 55:60-61 :”tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan”.
Kebiasaan-6 Sinergis. Kalau dipahami dengan tepat, sinergi adalah aktifitas tertinggi dalam seluruh kehidupan ujian dan manifestasi sejati dari semua kebiasaan lain yang dikumpulkan. Kalau didefinisikan dengan sederhana, sinergi berarti keseluruhan lebih besar dari pada jumlah bagian-bagian itu. Allah s.w.t mengingatkan kita dalam az-zumar 39 : “Katakanlah : “Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula),maka kelak kamu akan mengetahui”.
Kebiasaan-7 Mengasah Gergaji. Kebiasaan ketujuh ini melingkupi kebiasaan-kebiasaan lain. Karena inilah yang membuat semua kebiasaan-kebiasaan lainnya itu menjadi mungkin. Kebiasaan ini memelihara dan meningkatkan aset terbesar yang anda miliki. Kebiasaan ini memperbarui keempat dimensi sifat anda “ fisik,spiritual, mental dan sosial / emosional Rasulullah s.a.w mengajarkan kepada kita untuk menyibukan diri kita, sehingga tak punya waktu lagi untuk mencari kesalahan orang lain.
Bangsa Jepang menerapkan 3 metode Kaizen (Des&Miller.1995) sebagai berikut : “salah satu falsafah eksperimentasi ialah “kalau anda gagal pada pertama kali coba-coba dan coba lagi,”saya akan bertahan hingga saya sukses.” Ada empat langkah eksperimentasi
Ketahuilah produk anda (SMART: Spesifik,Measurable,Atainable, dapat diukur dapat dicapai, relevan dan dapat ditelusuri.
Persiapkan diri anda untuk bertindak dengan memutuskan untuk melakukannya
Perhatikan apa yang anda peroleh dari tindakan-tindakan anda.
Kalau apa yang anda peroleh dari apa yang anda kerjakan tidak berhasil ubahlah pendekatannya.
Ulangi proses tersebut sekali lagi hingga anda memperoleh produk yang anda inginkan. Inilah yang disebut’azam dan sabar dalam istilah tauhid.
Firman Allah s.w.t dalam Al-Baqarah 153 : “ Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat menjadi penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Teori Kaizen kedua adalah benchmarking. Untuk menghemat waktu dan energi, gunakan benchmarking yaitu model perasaan dan rekayasa sebaliknya.
Untuk mempercepat langkah kesuksesan anda :
Ketahuilah produk anda (SMART : Spesikasi, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan dapat ditelusuri).
Temukan Benchmarking yakni orang yang siap memperoleh apa yang anda inginkan.
Carilah apa yang dilakukan orang itu.
Lakukan hal yang sama atau lakukan dengan baik hingga anda memperoleh hasil yang sama atau bahkan lebih baik.
Kaizen Ke-3 : Cari sumber keluar, karena tak seorang pun sempurna sehingga mampu melakukan segala sesuatu sendiri. Anda disarankan membuka sumber dari luar (untuk sub-kontrak) untuk kegiatan yang bukan dalam kompetensi inti kita. Ada tiga syarat yang diperkukuh guna mencari sumber dari luar yakni kualitas tinggi, biaya rendah, produk/ servisnya tersedia kapan saja kita perlukan (JIT Just In Timedelivery/pengantar tepat waktu).
Inlah proses itqan yang kita diajarkan oleh agama supaya berbuat dengan benar dan tepat guna. Di awal tahun 2007 ini mari kita raih agenda sukses untuk kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Ingatlah firman Allah : “Katakanlah : “ Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapakah (diantara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini Sesungguhnya, orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapat keberuntungan.
Komentar