"Cari Pacar"
Anto berusaha setengah mati untuk mendapatkan pacar. Niat itu sudah dimulainya sejak SMP. Namun, hingga nyaris menamatkan SMA, ia belum berhasil mendapatkan cewek. Tentu saja, ini di luar targetnya. Oleh karena itu, sewaktu ada kesempatan ia pakai untuk konsultasi dengan seorang psikolog ( ada-ada aja ya, gitu aja perlu konsultasi dengan psikolog ).
Setelah memahami persoalan Anto, akhirnya si psikolog memberikan nasihat pada Anto. “ Saya akan memberi tiga tip, yaitu TIGA BER. Pertama-tama, kamu harus BERUSAHA.” Anto langsung nyela, “Gimana nggak usaha, mulai dari yang biasa, sampai yang malu-maluin udah saya coba, pak. Tapi, nggak berhasil.” Si psikolog melanjutkan, “ Kalau begitu kamu harus diikuti BER kedua, yakni BERDOA!” “Lha, siang malam , saya sudah berdoa sampai bela-belain bangun tengah malam untuk berdoa,” kata Anto. Mendengarkan itu, si Psikolog berkata, “ kalau gitu, kamu butuh BER terakhir dan ini yang terpenting!” “ Apa itu, pak?” Tanya Anto antusias. Jawab psikolognya, “BERCERMIN” Sepertinya, buat zaman sekarang, pacaran makin menjadi simbol atau status. Punya pacar, apalagi cakep dan kaya bisa naikin status. Jeleknya, banyak yang berusaha dapetin pacar dengan ngorbanin segala-galanya. Mulai dari ngorbanin pertemanan ( jadi gak mau jalan lagi ama temannya), ngorbanin sekolah ( sampai rela bolos dan nggak belajar demi pacarnya ), ngorbanin keluarga ( jadi malas barengan dan kumpul ama keluarga ), sampai yang ngorbanin segalanya ( termasuk ngorbanin tubuhnya). Kalau memang belum saatnya dapet pacar, mestinya kita nggak perlu jual diri murah amat hingga banyak teman kita yang ngorbanin segalanya. Kasihan banget ! Di sisi lain, tatkala punya pacar ( kalau usianya udah nyampe lho ya ), kita pun bisa mulai belajar bertanggung jawab. Jadi, bukan cuma ngurus diri sendiri, tetapi juga ngurusin orang lain. Yang penting, sikapi pacaran kita dengan dewasa. Mestinya pacaran menjadi masa yang membuat kita belajar. Jadi, kalau pacaran malah bikin kamu tersiksa, harus berkorban terlalu banyak, dan mulai bikin kondisimu makin kacau, sebaiknya berhati-hati. Pikirin deh. Baru aja pacaran. Bagaimana kalau betul-betul berkeluarga?
Source : http://www.checkouthungerok.org/
Setelah memahami persoalan Anto, akhirnya si psikolog memberikan nasihat pada Anto. “ Saya akan memberi tiga tip, yaitu TIGA BER. Pertama-tama, kamu harus BERUSAHA.” Anto langsung nyela, “Gimana nggak usaha, mulai dari yang biasa, sampai yang malu-maluin udah saya coba, pak. Tapi, nggak berhasil.” Si psikolog melanjutkan, “ Kalau begitu kamu harus diikuti BER kedua, yakni BERDOA!” “Lha, siang malam , saya sudah berdoa sampai bela-belain bangun tengah malam untuk berdoa,” kata Anto. Mendengarkan itu, si Psikolog berkata, “ kalau gitu, kamu butuh BER terakhir dan ini yang terpenting!” “ Apa itu, pak?” Tanya Anto antusias. Jawab psikolognya, “BERCERMIN” Sepertinya, buat zaman sekarang, pacaran makin menjadi simbol atau status. Punya pacar, apalagi cakep dan kaya bisa naikin status. Jeleknya, banyak yang berusaha dapetin pacar dengan ngorbanin segala-galanya. Mulai dari ngorbanin pertemanan ( jadi gak mau jalan lagi ama temannya), ngorbanin sekolah ( sampai rela bolos dan nggak belajar demi pacarnya ), ngorbanin keluarga ( jadi malas barengan dan kumpul ama keluarga ), sampai yang ngorbanin segalanya ( termasuk ngorbanin tubuhnya). Kalau memang belum saatnya dapet pacar, mestinya kita nggak perlu jual diri murah amat hingga banyak teman kita yang ngorbanin segalanya. Kasihan banget ! Di sisi lain, tatkala punya pacar ( kalau usianya udah nyampe lho ya ), kita pun bisa mulai belajar bertanggung jawab. Jadi, bukan cuma ngurus diri sendiri, tetapi juga ngurusin orang lain. Yang penting, sikapi pacaran kita dengan dewasa. Mestinya pacaran menjadi masa yang membuat kita belajar. Jadi, kalau pacaran malah bikin kamu tersiksa, harus berkorban terlalu banyak, dan mulai bikin kondisimu makin kacau, sebaiknya berhati-hati. Pikirin deh. Baru aja pacaran. Bagaimana kalau betul-betul berkeluarga?
Source : http://www.checkouthungerok.org/
Komentar