""Bicara dan Ajarkan Uang kepada Anak!"
Dear Rekans,
Selamat pagi dan salam sejahtera,
Kemarin malam anak saya nomor 2, bicara dengan saya dan meminta untuk dapat diberikan kesempatan menonton sebuah konser pertunjukkan artis/penyanyi asal Korea.
Anak saya menyampaikan sebuah nilai uang untuk karcis atau tiket masuk konser tsb.
Saya tidak langsung menjawab, saya diam sejenak dan berpikir. Biayanya tidak mahal dan saya masih mampu membayarkannya.
Tetapi nilai apa yang saya ajarkan kepada anak saya ini?
Setelah beberapa saat, saya bertanya kepadanya: "Apakah ini (konser tsb) sebuah investasi?" Atau "Cuman sekadar hiburan sesaat" dan hanya berbekas pada kegembiraan dalam memory yang tidak ada kaitannya dengan masa depan?
Selamat pagi dan salam sejahtera,
Kemarin malam anak saya nomor 2, bicara dengan saya dan meminta untuk dapat diberikan kesempatan menonton sebuah konser pertunjukkan artis/penyanyi asal Korea.
Anak saya menyampaikan sebuah nilai uang untuk karcis atau tiket masuk konser tsb.
Saya tidak langsung menjawab, saya diam sejenak dan berpikir. Biayanya tidak mahal dan saya masih mampu membayarkannya.
Tetapi nilai apa yang saya ajarkan kepada anak saya ini?
Setelah beberapa saat, saya bertanya kepadanya: "Apakah ini (konser tsb) sebuah investasi?" Atau "Cuman sekadar hiburan sesaat" dan hanya berbekas pada kegembiraan dalam memory yang tidak ada kaitannya dengan masa depan?
Dia berpikir dan sulit menemukan jawaban yang pas untuk disampaikan kepada saya.
Saya sudah tahu jawabannya.
Lantas saya menjawab, lebih uang tersebut dibelikan sesuatu yang lebih berharga, seperti buku bermutu atau "barang yang dapat dipakai kembali diwaktu mendatang".
Saya menjawab tidak pada malam itu, kepadanya.
Malam itu dia langsung tidur, dengan kekecewaan yang menggelayut dalam benak pikirannya.
Saya biarkan keadaan itu, dan memberikan kesempatan dia berpikir "pelajaran apa" yang dapat diambil dari diskusi kami.
Besok paginya, dia bangun dan mandi lebih awal, serta telah berpakaian sekolah lengkap. Saya lihat jam 05.00 saat itu.
Saya mandi dan setelah berpakaian, sayapun pamit kerja setelah mencium kening anak saya.
Pada malam hari setelah saya tiba di rumah kembali, saya menghampiri anak saya kembali.
Saya bisikkan sebuah percakapan: "Papa akan bantu sejumlah uang untuk membeli karcis konser tsb, tapi kamu harus menabung dahulu dari uang sakumu".
Diapun menjawab: "Terima kasih Pa, saya akan menabung setengah dari uang sakuku setiap minggu".
Demikian "permintaan" anak saya telah dapat saya berikan sebuah "nilai keuangan" pada dirinya.
Mungkin pelajaran ini merupakan hal yang sepele bagi diri kita, namun percayalah ada sebuah "nilai" yang dipetik oleh anak-anak kita dari setiap interaksi yang terjadi dalam kehidupan keluarga. Termasuk interaksi dan komunikasi keuangan.
Pelajaran yang saya berikan mungkin bukan yang terbaik dan tidak bisa diaplikasikan dalam setiap keluarga, namun Anda bisa kombinasikan sesuai dengan nilai dan keyakinan Anda masing2.
Ingat "Anak adalah Master Piece Anda selaku orang tua di dunia ini".
Demikian dan semoga bermanfaat.
Salam,
Freddy Pieloor
Komentar