"Agar Pria Panjang Usia Lakukan 7 Pemeriksaan Kesehatan Ini!"
Beberapa penyakit memang tanpa gejala pada stadium awalnya, bahkan ketika gejala muncul, bisa jadi kondisi telah memburuk atau sudah stadium lanjut. Pemeriksaan kesehatan rutin adalah cara yang sangat baik untuk mencegah berbagai penyakit.
Banyak pria yang tidak terlalu memperhatikan kondisi kesehatan mereka. Seringkali mereka meremehkan serangkaian gejala atau gangguan kesehatan. Padahal gejala tersebut merupakan tanda awal mula munculnya penyakit kronis. Anda perlu menjalaninya agar terhindar dari beragam penyakit fatal yang dapat menurunkan kualitas hidup, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Berikut ini tujuh jenis pemeriksaan kesehatan bagi pria agar panjang usia yang perlu Anda lakukan dengan teratur.
1. Tes kolesterol/lipoprotein
Kolesterol merupakan jenis lemak atau lemak protein yang dapat menyumbat pembuluh darah. Kolesterol ada dua macam, yakni HDL atau Kolesterol baik dan LDL atau Kolesterol jahat. Yang bisa membahayakan jantung adalah LDL.(Baca : Mengenal Perbedaan HDL, LDL, & Trigliserida)
Lakukan tes ini mulai usia 20 tahun dan ulangi setiap lima tahun sekali, kecuali ada perintah berbeda dari dokter. Mengetahui sejak awal berapa kadar kolesterol Anda, merupakan langkah awal pencegahan penyakit jantung.
2. Tes tekanan darah
Meski tes kesehatan ini sederhana, tetapi memeriksa tekanan darah secara teratur adalah salah satu hal penting yang dapat melindungi kesehatan Anda sekarang dan di masa depan. Satu dari lima pria dewasa yang pernah memeriksakan tekanan darahnya, tercatat berisiko mengidap hipertensi.
Bila hasil pemeriksaan tekanan darah Anda mencapai 140/90, artinya Anda harus hati-hati. Kurangi makanan berlemak dan perbanyak olahraga serta jauhi stres. Tekanan darah yang normal adalah 120/80. Lakukan tes ini mulai kapan saja. Jika gaya hidup Anda berisiko tinggi, lakukan pemeriksaan sedini mungkin.
3. Tes kadar gula darah atau diabetes
Lakukan tes kesehatan ini mulai usia 45 tahun jika gaya dan riwayat hidup Anda tidak berisiko tinggi diabetes. Jika faktor risiko yang Anda miliki tinggi, misalnya ada riwayat keluarga dari pihak ayah atau ibu mengidap diabetes atau Anda kelebihan berat badan, lakukan pemeriksaan di usia yang lebih awal. Ulangi pemeriksaan ini setiap tiga tahun sekali.
4. Tes kepadatan tulang
Osteoporosis menimpa hampir 10 juta orang setiap tahun, menurut National Osteoporosis Foundation. Survei menunjukkan bahwa laki-laki melihat osteoporosis sebagai "penyakit wanita", tapi ini adalah anggapan yang salah. Setelah usia 50, 6% pria mengalami patah tulang pinggul dan 5% mengalami patah tulang belakang akibat tulang keropos.
Lakukan tes kepadatan tulang mulai umur 65 tahun jika Anda berberat badan ideal, tidak pernah mengalami patah tulang sebelumnya dan tidak pernah mengonsumsi obat yang mengandung kortikosteroid. Jika Anda terlalu kurus atau gemuk, pernah patah tulang dan mengonsumsi kortikosteroid, lakukan pemeriksaan kapan saja sesegera mungkin. Ulangi pemeriksaan setiap lima tahun sekali.
5. Tes tiroid
Tiroid merupakan kelenjar kecil di leher yang bertugas mengatur tingkat metabolisme tubuh Anda. Jika tiroid Anda terlalu aktif atau hipertiroid, tingkat metabolisme Anda akan sangat cepat melewati batas normal. Gejala hipertiroid antara lain adalah insomnia, penurunan berat badan, dan denyut nadi yang terlalu aktif. Jika kelenjar tiroid yang terlalu lamban atau biasa disebut hipotiroid, metabolisme tubuh akan berjalan sangat lambat. Gejala hipotiroid adalah sering merasa kelelahan, sembelit, dan berat badan terus naik.
Pada pria, hipotiroid dapat menyebabkan beberapa efek samping yang menjengkelkan, seperti disfungsi ereksi, gairah seks yang rendah, dan masalah ejakulasi.
Lakukan tes ini mulai usia 35 tahun dan ulangi setiap satu tahun sekali, demikian anjuran dari American Thyroid Association. Beberapa dokter tidak menganggap perlu pemeriksaan tiroid di usia pertengahan. Namun semua dokter sepakat, begitu usia Anda masuk kepala enam, tes ini harusnya dilakukan setahun sekali.
6. Tes kanker testis
Kanker testis jarang terjadi, biasanya kebanyakan penderitanya berusia antara 15 sampai 34 tahun. Deteksi kanker testis bisa dilakukan oleh dokter atau secara mandiri, dengan meraba testis menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mencari kemungkinan adanya benjolan tak wajar di dalam testis. Dengan deteksi dini, kemungkinan seorang pria untuk terhindar dari kanker testis naik hingga 90%.
7. Tes kanker prostat
Jenis kanker ini yang paling umum terjadi pada pria. Pemeriksaan dini kanker prostat dilakukan dengan dua cara, pemeriksaan rektal digital dan PSA. PSA dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya antigen prostat-spesifik. Pemeriksaan rektal digital dilakukan dengan cara memasukkan jari lewat dubur ke arah kelenjar prostat dan pemeriksaan tes darah untuk mengukur antigen prostat yang spesifik.
American Cancer Society merekomendasikan Anda melakukan pemeriksaan ini mulai usia 50 tahun. Jika Anda merasakan ada gejala seperti sulit buang air kecil, segera lakukan pemeriksaan tanpa memandang usia. Ulangi pemeriksaan setiap setahun sekali.(kompas.com)
Banyak pria yang tidak terlalu memperhatikan kondisi kesehatan mereka. Seringkali mereka meremehkan serangkaian gejala atau gangguan kesehatan. Padahal gejala tersebut merupakan tanda awal mula munculnya penyakit kronis. Anda perlu menjalaninya agar terhindar dari beragam penyakit fatal yang dapat menurunkan kualitas hidup, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Berikut ini tujuh jenis pemeriksaan kesehatan bagi pria agar panjang usia yang perlu Anda lakukan dengan teratur.
1. Tes kolesterol/lipoprotein
Kolesterol merupakan jenis lemak atau lemak protein yang dapat menyumbat pembuluh darah. Kolesterol ada dua macam, yakni HDL atau Kolesterol baik dan LDL atau Kolesterol jahat. Yang bisa membahayakan jantung adalah LDL.(Baca : Mengenal Perbedaan HDL, LDL, & Trigliserida)
Lakukan tes ini mulai usia 20 tahun dan ulangi setiap lima tahun sekali, kecuali ada perintah berbeda dari dokter. Mengetahui sejak awal berapa kadar kolesterol Anda, merupakan langkah awal pencegahan penyakit jantung.
2. Tes tekanan darah
Meski tes kesehatan ini sederhana, tetapi memeriksa tekanan darah secara teratur adalah salah satu hal penting yang dapat melindungi kesehatan Anda sekarang dan di masa depan. Satu dari lima pria dewasa yang pernah memeriksakan tekanan darahnya, tercatat berisiko mengidap hipertensi.
Bila hasil pemeriksaan tekanan darah Anda mencapai 140/90, artinya Anda harus hati-hati. Kurangi makanan berlemak dan perbanyak olahraga serta jauhi stres. Tekanan darah yang normal adalah 120/80. Lakukan tes ini mulai kapan saja. Jika gaya hidup Anda berisiko tinggi, lakukan pemeriksaan sedini mungkin.
3. Tes kadar gula darah atau diabetes
Lakukan tes kesehatan ini mulai usia 45 tahun jika gaya dan riwayat hidup Anda tidak berisiko tinggi diabetes. Jika faktor risiko yang Anda miliki tinggi, misalnya ada riwayat keluarga dari pihak ayah atau ibu mengidap diabetes atau Anda kelebihan berat badan, lakukan pemeriksaan di usia yang lebih awal. Ulangi pemeriksaan ini setiap tiga tahun sekali.
4. Tes kepadatan tulang
Osteoporosis menimpa hampir 10 juta orang setiap tahun, menurut National Osteoporosis Foundation. Survei menunjukkan bahwa laki-laki melihat osteoporosis sebagai "penyakit wanita", tapi ini adalah anggapan yang salah. Setelah usia 50, 6% pria mengalami patah tulang pinggul dan 5% mengalami patah tulang belakang akibat tulang keropos.
Lakukan tes kepadatan tulang mulai umur 65 tahun jika Anda berberat badan ideal, tidak pernah mengalami patah tulang sebelumnya dan tidak pernah mengonsumsi obat yang mengandung kortikosteroid. Jika Anda terlalu kurus atau gemuk, pernah patah tulang dan mengonsumsi kortikosteroid, lakukan pemeriksaan kapan saja sesegera mungkin. Ulangi pemeriksaan setiap lima tahun sekali.
5. Tes tiroid
Tiroid merupakan kelenjar kecil di leher yang bertugas mengatur tingkat metabolisme tubuh Anda. Jika tiroid Anda terlalu aktif atau hipertiroid, tingkat metabolisme Anda akan sangat cepat melewati batas normal. Gejala hipertiroid antara lain adalah insomnia, penurunan berat badan, dan denyut nadi yang terlalu aktif. Jika kelenjar tiroid yang terlalu lamban atau biasa disebut hipotiroid, metabolisme tubuh akan berjalan sangat lambat. Gejala hipotiroid adalah sering merasa kelelahan, sembelit, dan berat badan terus naik.
Pada pria, hipotiroid dapat menyebabkan beberapa efek samping yang menjengkelkan, seperti disfungsi ereksi, gairah seks yang rendah, dan masalah ejakulasi.
Lakukan tes ini mulai usia 35 tahun dan ulangi setiap satu tahun sekali, demikian anjuran dari American Thyroid Association. Beberapa dokter tidak menganggap perlu pemeriksaan tiroid di usia pertengahan. Namun semua dokter sepakat, begitu usia Anda masuk kepala enam, tes ini harusnya dilakukan setahun sekali.
6. Tes kanker testis
Kanker testis jarang terjadi, biasanya kebanyakan penderitanya berusia antara 15 sampai 34 tahun. Deteksi kanker testis bisa dilakukan oleh dokter atau secara mandiri, dengan meraba testis menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mencari kemungkinan adanya benjolan tak wajar di dalam testis. Dengan deteksi dini, kemungkinan seorang pria untuk terhindar dari kanker testis naik hingga 90%.
7. Tes kanker prostat
Jenis kanker ini yang paling umum terjadi pada pria. Pemeriksaan dini kanker prostat dilakukan dengan dua cara, pemeriksaan rektal digital dan PSA. PSA dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya antigen prostat-spesifik. Pemeriksaan rektal digital dilakukan dengan cara memasukkan jari lewat dubur ke arah kelenjar prostat dan pemeriksaan tes darah untuk mengukur antigen prostat yang spesifik.
American Cancer Society merekomendasikan Anda melakukan pemeriksaan ini mulai usia 50 tahun. Jika Anda merasakan ada gejala seperti sulit buang air kecil, segera lakukan pemeriksaan tanpa memandang usia. Ulangi pemeriksaan setiap setahun sekali.(kompas.com)
Komentar