"Mengenal Transgender?"
KEMATANGAN seksual tidak selalu sejajar dengan pertambahan usia. Ada faktor hormonal yang berbicara pada masalah ini. Termasuk, keinginan seseorang untuk melakukan transgender.
Psikolog dari Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang, Jawa Tengah, Dra. Hastaning Sakti Psikolog MKes mengatakan bahwa pada umumnya orang-orang yang transgender sangat menolak label homoseks, ataupun waria. Karena memang mereka tidak termasuk dalam kaum itu.
“Beberapa orang merasa lebih nyaman disebut sebagai Transgender,” ujar Hasta sapaan akrab dari Hastaning.
Transgender adalah suatu istilah payung pada orang yang mempunyai image diri dan identitas gender yang berbeda dengan gender anatomis atau biologisnya. Transgender bisa diartikan sebagai seseorang yang masih belum mantap memilih salah satu gender identity yang benar-benar dia pilih. Oleh karena itu seorang transgender biasanya diidentifikasikan sebagai heteroseksual, gay, lesbi atau biseks.
Hasta mengatakan, Gender idenditiy atau identitas gender adalah persepsi atau penghayatan subyektif seseorang tentang gender mereka, sehingga ia mempunyai identifikasi psikologis di otak sebagai “laki-laki” atau “perempuan”. Sedangkan gender role (peran gender) merupakan suatu tampilan cara hidup seseorang dalam masyarakat sebagaimana identitas gender mereka (yang jelas berbeda dengan tampilan anatomis kelaminnya).
“Perlu dipahami bahwa proses pencarian jati diri pada kondisi transeksual adalah suatu perjuangan batin dan emosi yang sangat berat, yang seharusnya mendapat dukungan dari lingkungannya,” ungkap psikolog yang juga menjadi dosen Program S2 Biomedik Dokter Spesialis FK UNDIP ini.
Tetapi hal ini berbeda dengan seseorang yang melakukan transeksual. Orang yang telah melakukan transsexual bisa jadi karena masalah kesehatan mereka. Transeksual adalah seseorang yang memiliki keinginan tetap dan terus menerus atas perubahan seks secara medis, operatif dan sah hingga memungkinkan mereka untuk hidup sebagai anggota gender kebalikan (opposite sex) dengan gender yang mereka miliki.
“Mereka membenci alat kelamin yang menempel pada tubuhnya atau misalnya payudara yang menonjol dan selalu ada usaha untuk menutupinya,” ungkapnya.
Manajer Klinik Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), dr Maya Tri Siswati menuturkan, transsexual ini merupakan operasi biologis laki-laki tapi lebih nyaman sebagai perempuan.
“Transeksual adalah seseorang yang tidak nyaman dengan alat reproduksinya. Jadi mereka menambah atau mengurangi yang ada di bagian alat kelaminnya. Mereka itu belum tentu tidak normal,” ujar Maya saat acara orientasi wartawan tentang kependudukan dan pembangunan yang diadakan oleh PKBI di Hotel Sany Rosa, Bandung beberapa waktu lalu.
Maya menjelaskan bahwa perubahan orientasi seks seseorang tidak dapat diubah oleh orang lain, hanya diri sendiri yang bisa mengubahnya.
sumber: Koran SI/Koran SI/tty, okezone.com
Psikolog dari Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang, Jawa Tengah, Dra. Hastaning Sakti Psikolog MKes mengatakan bahwa pada umumnya orang-orang yang transgender sangat menolak label homoseks, ataupun waria. Karena memang mereka tidak termasuk dalam kaum itu.
“Beberapa orang merasa lebih nyaman disebut sebagai Transgender,” ujar Hasta sapaan akrab dari Hastaning.
Transgender adalah suatu istilah payung pada orang yang mempunyai image diri dan identitas gender yang berbeda dengan gender anatomis atau biologisnya. Transgender bisa diartikan sebagai seseorang yang masih belum mantap memilih salah satu gender identity yang benar-benar dia pilih. Oleh karena itu seorang transgender biasanya diidentifikasikan sebagai heteroseksual, gay, lesbi atau biseks.
Hasta mengatakan, Gender idenditiy atau identitas gender adalah persepsi atau penghayatan subyektif seseorang tentang gender mereka, sehingga ia mempunyai identifikasi psikologis di otak sebagai “laki-laki” atau “perempuan”. Sedangkan gender role (peran gender) merupakan suatu tampilan cara hidup seseorang dalam masyarakat sebagaimana identitas gender mereka (yang jelas berbeda dengan tampilan anatomis kelaminnya).
“Perlu dipahami bahwa proses pencarian jati diri pada kondisi transeksual adalah suatu perjuangan batin dan emosi yang sangat berat, yang seharusnya mendapat dukungan dari lingkungannya,” ungkap psikolog yang juga menjadi dosen Program S2 Biomedik Dokter Spesialis FK UNDIP ini.
Tetapi hal ini berbeda dengan seseorang yang melakukan transeksual. Orang yang telah melakukan transsexual bisa jadi karena masalah kesehatan mereka. Transeksual adalah seseorang yang memiliki keinginan tetap dan terus menerus atas perubahan seks secara medis, operatif dan sah hingga memungkinkan mereka untuk hidup sebagai anggota gender kebalikan (opposite sex) dengan gender yang mereka miliki.
“Mereka membenci alat kelamin yang menempel pada tubuhnya atau misalnya payudara yang menonjol dan selalu ada usaha untuk menutupinya,” ungkapnya.
Manajer Klinik Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), dr Maya Tri Siswati menuturkan, transsexual ini merupakan operasi biologis laki-laki tapi lebih nyaman sebagai perempuan.
“Transeksual adalah seseorang yang tidak nyaman dengan alat reproduksinya. Jadi mereka menambah atau mengurangi yang ada di bagian alat kelaminnya. Mereka itu belum tentu tidak normal,” ujar Maya saat acara orientasi wartawan tentang kependudukan dan pembangunan yang diadakan oleh PKBI di Hotel Sany Rosa, Bandung beberapa waktu lalu.
Maya menjelaskan bahwa perubahan orientasi seks seseorang tidak dapat diubah oleh orang lain, hanya diri sendiri yang bisa mengubahnya.
sumber: Koran SI/Koran SI/tty, okezone.com
Komentar