"Medical Check Up untuk Perempuan"

Kesadaran perempuan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin masih rendah. Padahal berapa pun usia Anda, cek kesehatan penting bagi setiap orang, tak terkecuali perempuan. Deteksi dini penting, misalnya pada pemeriksaan pap smear, bisa mengawali deteksi apakah Anda terkena kanker serviks.



Bila Anda berniat untuk melakukan medical check up, berikut jenis pemeriksaan kesehatan yang sebaiknya Anda mulai sejak dini:

1. Jantung
Anda perlu tahu bahwa tubuh aman dari risiko penyakit jantung, penyebab pertama kematian pada perempuan. Sekitar 64 persen perempuan yang meninggal karena serangan jantung tidak mempunyai gejala awal. Karenanya, mulai periksakan kesehatan jantung sejak usia 20 tahun, terutama orang dari keluarga yang punya riwayat hipertensi, kelebihan berat badan, dan perokok berat.

2. Kolesterol
Untuk mengetahui risiko penyakit jantung, periksakan kadar kolesterol sejak dini. Mulailah pemeriksaan dini sejak usia 20 tahun, apalagi jika ada anggota keluarga yang penderita kolesterol. Jika kondisi kesehatan jantung normal, periksa setiap lima tahun hingga usia 45 tahun. Lewat usia 45, periksakan rutin setiap tahun, apalagi jika kadar kolesterol tinggi.

3. Audiogram
Jangan abaikan kondisi pendengaran jika Anda sudah mulai menemukan gejalanya. Contohnya, kesulitan mendengar saat berbincang dengan lawan bicara, atau ketika ada suara berdengung di telinga, atau ketika ada riwayat penyakit serupa di keluarga. Gejala ini bisa mengarah pada otosclerosis atau kelainan genetik yang mendorong pertumbuhan abnormal pada tulang telinga. Kelainan ini lazim ditemukan pada perempuan dan seringkali muncul ketika masa kehamilan atau juga pada usia 15 dan 30 tahun.
Setelah melakukan cek audiogram dan hasilnya normal, periksakan kembali dua atau lima tahun berikutnya. Sebaliknya, jika hasil pemeriksaan menunjukkan Anda menderita masalah pendengaran yang parah, Anda membutuhkan alat bantu pendengaran.

4. Mineral tulang
Pemeriksaaan mineral tulang adalah untuk mendeteksi risiko osteoporosis. Penelitian The National Osteoporosis Foundation di Amerika menunjukkan dari sekitar 10 juta orang dewasa, 80 persennya adalah perempuan yang memiliki tulang rapuh. Bagi perempuan usia 65 tahun ke atas sebaiknya mulai periksa X-ray dengan DXA (dual-energy X-ray).

Periksakan kembali setiap lima tahun. Perempuan lebih rentan kehilangan 30 persen kepadatan tulangnya dalam kurun waktu lima atau tujuh tahun selama menopause. Tandanya untuk segera memeriksakan diri di antaranya, saat masa menopause berat Anda turun, pernah merokok, dan keluarga punya riwayat penyakit osteoporosis.

5. Mamogram
Pemeriksaan klinis area payudara ini bisa mendeteksi kanker payudara. Sejak usia 20 tahun, perempuan semestinya rutin memeriksakan payudara sebagai bagian dari regular check up. Saat usia 40 tahun, pemeriksaan mamogram atau pemeriksaan X-Ray untuk payudara sifatnya wajib. Lakukan pemeriksaan rutin setahun sekali setiap habis masa menstruasi. Setelah haid, kondisi payudara lebih peka. Selain itu, ketika di-pres di mesin mamografi, payudara tak akan terlalu sakit (jika dibandingkan bila Anda melakukan mamografi sebelum haid). Apakah Anda membutuhkan pemeriksaan ultrasound atau biopsi, semua bergantung pada kondisi payudara Anda, abnormal atau tidak.

6. Kolonoskopi
Medistra.com menuliskan, berdasarkan data statistik, orang dewasa usia 40 tahun ke atas terancam menderita kanker usus besar. Fokusnya pada orang yang hidup dengan pola makan kurang sehat.

Tindakan kolonoskopi dapat mendeteksi bahaya serangan kanker usus besar secara dini. Dengan menggunakan alat colonoscope, seorang dokter ahli dapat memeriksa seluruh dinding usus besar dengan teliti untuk mendeteksi adanya tumor ataupun polip. Bila dibiarkan, dengan berjalannya waktu tumor jinak bisa berubah menjadi tumor ganas (kanker).

Di negara-negara maju pemeriksaan kolonoskopi ini sangat dianjurkan sebagai bagian dari uji kesehatan untuk yang berusia di atas 40 tahun. Lakukan setiap 3-5 tahun sekali.

7. Mata
Pemeriksaan pada mata bisa mendeteksi dini masalah seputar penglihatan hingga katarak dan glaukoma. Glaukoma adalah kerusakan penglihatan yang biasanya disebabkan oleh meningkatnya tekanan bola mata. Jika kondisi mata masih bagus, Anda tetap butuh memeriksakan kondisi secara umum saja mulai usia 40 tahun.

Periksakan rutin setiap dua tahun hingga usia 65 tahun. Mulai usia 65 tahun, pemeriksaan mata perlu dilakukan rutin setahun sekali. Pengguna lensa kontak harus rutin memeriksakan diri ke dokter setahun sekali. Untuk penderita glaukoma, terapi dengan laser dan bahkan operasi menjadi tindakan lebih lanjut.

8. Mulut dan gigi
Pemeriksaan mulut dan gigi bisa mencegah kanker mulut. Pemeriksaan gigi minimal dilakukan dua kali dalam setahun. Pada masa kehamilan atau perempuan yang ber-KB, akan rawan terjadi radang gusi. Perempuan perokok dan peminum berat memiliki risiko dua kali lebih besar untuk menderita penyakit gusi dan kanker mulut. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan Anda menderita radang gusi, pembersihan rutin setahun dua kali bisa menjadi tindakannya. Namun jika ditemukan gejala abnormal, dokter gigi bisa mengambil tindakan biopsi.


9. Kulit
Deteksi kanker kulit bisa dilakukan dengan pemeriksaan rutin. Pada usia 30 tahun, terutama bagi yang sering terkena sinar matahari, Anda sudah harus memulai memeriksakan kesehatan kulit rutin setiap tahun. Ulangi setiap dua kali dalam setahun jika ternyata Anda menderita risiko tinggi.

10. Pap smear
Pemeriksaan pap smear penting untuk mendeteksi risiko kanker serviks. Berapa pun usia Anda, jika Anda aktif secara seksual segera periksakan pap smear. Klinik terdekat bahkan puskesmas atau bidan sudah menyediakan layanan ini. Pemeriksaan lebih canggih yang dikenal dengan thin prep pun sudah tersedia. Hasil yang lebih akurat bisa didapatkan dari cara canggih ini. Anda bisa mengantisipasi terjadinya kanker serviks yang menjadi momok menakutkan bagi banyak perempuan.

Source : http://www.jendelacito.info

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Saat Ibu Memasak Di Dapur"

"Kim Sun-Young - 1974"

"Tanya-Jawab Mengenai Radang Usus Buntu (Apendisitis)"