"Waspadai Bahaya Burnout di Tempat Kerja"

Burnout adalah istilah yang menunjukkan sindrom di mana seorang karyawan merasa kecewa, lelah dan tidak tertarik lagi dengan pekerjaan. Prestasi kerjanya menurun dan sang karyawan seperti menarik diri. Beberapa orang, karena merasa tidak dapat pulih dari kondisi tersebut, meninggalkan karier di mana mereka pernah sukses, atau berperilaku negatif sehingga dipecat.

Gejala

 


Gejala berikut dapat mengindikasikan Anda mengalami burnout:
  • Hilang energi. Bangun di pagi hari dan Anda tetap merasa kurang energi. Anda merasa lelah meskipun sebenarnya sehat. Kondisi psikosomatik ini menunjukkan ketidakpuasan yang dimulai dalam pikiran telah menyebar ke tubuh.
  • Depresi. Hari demi hari, Anda kian merasakan bekerja sebagai beban sehingga menciptakan depresi yang kronis.
  • Kurang motivasi. Anda tidak lagi memiliki antusiasme dalam bekerja. Anda cenderung kurang menyediakan diri untuk proyek-proyek baru dan tidak bekerja di kinerja puncak saat ini.
  • Sulit tidur.  Bagi banyak orang, kegelisahan pikiran membuat sulit tidur. Hal ini menciptakan lingkaran setan karena orang yang tidak cukup tidur lebih berpeluang melakukan pekerjaan dengan buruk, yang menyebabkan perasaan tidak mampu dan kelelahan.
  • Keputusasaan. Ini mungkin gejala yang paling merusak. Orang-orang yang burnout ingin meninggalkan pekerjaan mereka, tetapi mereka merasa bahwa tidak akan ada perusahaan lain yang menginginkan mereka. Mereka mulai kehilangan harapan atas masa depan, yang berdampak luas ke semua bidang kehidupannya.

Sebab

Burnout terkait dengan bekerja dalam pekerjaan berkadar stress tinggi dalam jangka lama, dikombinasikan dengan kepribadian dan masalah pribadi. Sedikit stress  dapat menguntungkan Anda, tapi stress yang terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh Anda. Jika terus berlanjut, Anda berada pada titik di mana Anda harus berhenti bekerja. Baterai Anda ibaratnya sudah kosong.
Burnout dapat terjadi dalam profesi apa pun, tapi orang-orang yang bekerja dalam bidang layanan dan dukungan memiliki risiko lebih tinggi. Perawat, polisi, guru, dan staf pelayanan pelanggan dapat terjebak antara apa yang mereka inginkan dan apa yang dapat dilakukan organisasi. Orang yang memiliki tuntutan tinggi terhadap diri mereka sendiri dan yang bermasalah pribadi atau keluarga juga lebih rentan mengalami burnout.

Tahap proses

Seringkali proses burnout berlangsung bertahap selama dua tahun atau lebih sebelum mencapai puncaknya:
  • Antusiasme: Anda sangat termotivasi dalam pekerjaan Anda sehingga terlalu banyak menggunakan energi.
  • Stagnasi: Anda mulai melihat bahwa harapan Anda tidak terpenuhi dan mulai mengeluhkan harapan tersebut.
  • Frustrasi: ada perasaan ketidakberdayaan, kekecewaan dan hilangnya kontrol. Antusiasme awal menyebabkan kelelahan kronis dan perasaan mudah tersinggung.
  • Apatisme: motivasi dan kepercayaan diri hilang, berganti dengan kebosanan dan keterpisahan emosional.
  • Keputusasaan: keyakinan akan masa depan telah menghilang. Penderita mengisolasi diri secara sosial, bertindak negatif atau menunjukkan tanda-tanda depresi.

Terapi dan pencegahan

Bila Anda mengalami gejala burnout, sebaiknya Anda mengambil cuti untuk beristirahat. Anda dapat berkonsultasi dengan psikolog, orang-orang terdekat atau mentor Anda untuk mencurahkan masalah dan mendapatkan nasihat. Berganti profesi yang kurang membuat stres dapat menjadi pilihan tindakan dalam jangka menengah atau panjang.
Untuk dapat mencegah burnout, Anda harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk secara efektif mengatasi stres. Jadi, Anda belajar mengenali sinyal stress pada diri Anda dan bagaimana menyikapinya. Ada banyak pilihan metode manajemen stress yang dapat Anda terapkan. Gaya hidup seimbang melalui penerapan 12 tips menjaga kesehatan jiwa dapat mencegah Anda mengalami stress yang berakumulasi menjadi burnout.

Source : http://majalahkesehatan.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Saat Ibu Memasak Di Dapur"

"Kim Sun-Young - 1974"

"Tanya-Jawab Mengenai Radang Usus Buntu (Apendisitis)"