"Kari: Obat yang Sedap untuk Infeksi Perut"
Lain kali Anda memiliki infeksi di perut, cobalah untuk mengatasinya
dengan obat yang lebih sedap. Makan kari! Kurkumin, pewarna kuning alami
dalam kari, adalah zat ajaib. Menurut riset bersama oleh para peneliti
di Linus Pauling Institute, Ohio State University (OSU) dan Universitas Kopenhagen Denmark, kurkumin dalam kari dapat melindungi terhadap infeksi lambung dan usus.
Kurkumin dapat meningkatkan aktivitas peptida antimikroba katelisidin (cathelicidin antimicrobial peptide/CAMP), sebuah protein yang membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi oleh patogen tubuh yang tidak ditemukan sebelumnya, termasuk virus, jamur, dan berbagai bakteri seperti bakteri penyebab TB dan sepsis. Dalam penelitian sebelum ini, diketahui tingkat CAMP juga meningkat oleh vitamin D3, yang menjelaskan mengapa sinar matahari dan minyak ikan cod telah digunakan secara rutin untuk penyembuhan TBC sejak pertengahan abad ke-19.
Menurut Adrian Gombart, profesor biokimia dan biofisika di OSU, temuan ini membuka peluang baru dalam penelitian nutrisi dan farmakologi. “Kurkumin, sebagai bagian dari kunyit, umumnya dikonsumsi dalam makanan pada tingkat yang cukup rendah,” kata Gombart. “Namun, konsumsi yang berkelanjutan dari waktu ke waktu mungkin dapat menyehatkan dan membantu melindungi terhadap infeksi, terutama pada lambung dan usus.”
Kunyit adalah rempah utama dalam banyak masakan India dan Asia Tenggara. Selain kegunaannya sebagai bumbu, pewarna makanan dan pewarna tekstil, kunyit telah digunakan dalam pengobatan Ayurveda selama lebih dari 2.500 tahun.
————–
Sumber: Guo C. et al., Curcumin induces human cathelicidin antimicrobial peptide gene expression through a vitamin D receptor-independent pathway, Journal of Nutritional Biochemistry, Mei 2012.
Source : http://majalahkesehatan.com
Kurkumin dapat meningkatkan aktivitas peptida antimikroba katelisidin (cathelicidin antimicrobial peptide/CAMP), sebuah protein yang membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi oleh patogen tubuh yang tidak ditemukan sebelumnya, termasuk virus, jamur, dan berbagai bakteri seperti bakteri penyebab TB dan sepsis. Dalam penelitian sebelum ini, diketahui tingkat CAMP juga meningkat oleh vitamin D3, yang menjelaskan mengapa sinar matahari dan minyak ikan cod telah digunakan secara rutin untuk penyembuhan TBC sejak pertengahan abad ke-19.
Menurut Adrian Gombart, profesor biokimia dan biofisika di OSU, temuan ini membuka peluang baru dalam penelitian nutrisi dan farmakologi. “Kurkumin, sebagai bagian dari kunyit, umumnya dikonsumsi dalam makanan pada tingkat yang cukup rendah,” kata Gombart. “Namun, konsumsi yang berkelanjutan dari waktu ke waktu mungkin dapat menyehatkan dan membantu melindungi terhadap infeksi, terutama pada lambung dan usus.”
Kunyit adalah rempah utama dalam banyak masakan India dan Asia Tenggara. Selain kegunaannya sebagai bumbu, pewarna makanan dan pewarna tekstil, kunyit telah digunakan dalam pengobatan Ayurveda selama lebih dari 2.500 tahun.
————–
Sumber: Guo C. et al., Curcumin induces human cathelicidin antimicrobial peptide gene expression through a vitamin D receptor-independent pathway, Journal of Nutritional Biochemistry, Mei 2012.
Source : http://majalahkesehatan.com
Komentar