"Orang Tua Kok Ngompol?"

Pernahkah Anda memiliki teman atau keluarga yang sering “ngompol” di celana?  Dalam bahasa kedokteran, kesulitan mengendalikan kencing disebut inkontinensia urin.
Inkontinensia dapat menimpa segala usia. Namun, kejadiannya semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Di Amerika Serikat 50% penghuni panti jompo menderita inkontinensia, lebih dari 70%- nya wanita. Di Indonesia, diperkirakan 10-30% wanita usia lanjut menderita inkontinensia.
Inkontinensia bukanlah gangguan yang boleh dianggap remeh, karena bisa menimbulkan dampak psikologis bagi penderitanya, seperti perasaan tertekan, depresi dan malu, serta gangguan hubungan seksual dan sosial. Yang lebih penting lagi, inkontinensia juga dapat merupakan gejala penyakit serius yang melatarbelakanginya.

Jenis-jenis inkontinensia urin

 

Ada beberapa jenis inkontinensia urin:
  • Inkontinensia stres: Anda mengeluarkan air seni bila ada tekanan tiba-tiba pada otot perut bawah, seperti ketika batuk, tertawa, mengangkat sesuatu atau berolahraga. Lebih banyak terjadi pada wanita, inkontinensia stres biasanya terjadi ketika otot-otot panggul melemah, misalnya seusai melahirkan atau pembedahan.
  • Inkontinensia mendesak: Anda tidak bisa menahan buang air kecil, seringkali sebelum Anda sampai di toilet. Tubuh Anda hanya memberikan peringatan beberapa detik atau menit sebelum Anda buang air kecil. Inkontinensia mendesak paling umum terjadi pada lansia dan dapat merupakan tanda gangguan fungsi syaraf  (stroke, Parkinson’s disease, Alzheimer’s disease, tumor otak) atau iritasi kandung kencing (infeksi saluran kencing, kanker kandung kencing, batu kandung kencing).
  • Inkontinensia luapan: Anda meneteskan sejumlah kecil urin, biasanya tanpa didahului rasa “kebelet”.  Hal ini banyak terjadi pada pria yang kandung kemihnya terlalu penuh karena kencing yang tidak tuntas akibat terhalang oleh sesuatu, seperti tumor atau pembesaran kelenjar prostat. Diabetes atau obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan masalah ini.
  • Inkontinensia fungsional: kontrol terhadap kandung kemih sebenarnya normal, namun Anda tetap mengompol karena gangguan psikologis, kognitif atau fisik.
  • Inkontinensia campuran: campuran inkontinensia stres dan inkontinensia mendesak.
Dari beberapa jenis inkontinensia di atas, inkontinensia stres, mendesak dan campuran merupakan yang paling banyak terjadi (90% kasus).

Penyebab

Inkontinensia urin dapat disebabkan oleh berbagai masalah medis:
  • Untuk perempuan, penipisan dan pengeringan kulit dalam vagina atau saluran kencing, terutama setelah menopause.
  • Untuk pria, kelenjar prostat membesar atau operasi prostat.
  • Pelemahan dan peregangan otot-otot panggul setelah melahirkan.
  • Obat-obatan tertentu.
  • Penumpukan tinja di perut (karena kesulitan buang air besar).
  • Kegemukan dan obesitas, yang meningkatkan tekanan pada kandung kemih dan otot yang mengendalikan kandung kemih.
  • Penyakit tertentu.

Pengobatan

Pengobatan tergantung pada sumber masalah dan jenis inkontinensia.
  • Jika disebabkan oleh masalah medis, inkontinensia akan hilang setelah penyakitnya diterapi.
  • Senam kegel dapat membantu beberapa jenis inkontinensia dengan memperkuat otot-otot panggul.
  • Teknik relaksasi untuk memperpanjang interval kencing yang normal (frekuensi kencing yang umum adalah 6-7 kali per hari) dapat membantu mengatasi inkontinensia stres dan mendesak.
  • Pengobatan dan operasi adalah pilihan terapi bagi inkontinensia yang disebabkan penyakit.

Tips

  • Kurangi jumlah dan frekuensi minum
  • Hindari minuman yang bersifat memicu inkontinensia (alkohol, kafein, soft drink)
  • Sediakan alat penampung kencing di dekat tempat tidur
Source : http://majalahkesehatan.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Saat Ibu Memasak Di Dapur"

"Kim Sun-Young - 1974"

"Tanya-Jawab Mengenai Radang Usus Buntu (Apendisitis)"