"Tanya-Jawab Mengenai Radang Usus Buntu (Apendisitis)"
Karena radang usus buntu sangat umum, penting bagi kita semua untuk memiliki sedikit pemahaman mengenainya. Saya sendiri sering sekali mendapatkan pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah usus buntu? Mengapa usus buntu meradang? Bagaimana mengetahui saya terkena radang usus buntu? Apakah operasi adalah satu-satunya pilihan pengobatan? Apakah ada alternatif non-operasi? Bagaimana mencegahnya? dll. Untuk itu mari kita bahas pertanyaan tersebut satu per satu.
Apakah usus buntu?
Usus buntu adalah sebuah organ sebesar jari dengan panjang beberapa sentimeter yang menempel di sekum (bagian pertama dari usus besar), di sisi kanan bawah perut Anda. Disebut usus buntu karena bentuknya seperti usus namun berujung buntu, seperti sebuah kantong panjang. Akses ke usus ini hanya melalui pembukaan di usus besar.Sampai saat ini tidak ada yang tahu persis fungsi organ ini. Sebagian dokter meyakini fungsinya tidak ada karena bila dibuang juga tidak menimbulkan dampak apa pun. Namun, sebagian yang lain percaya bahwa pasti ada fungsinya. Bukankah tidak ada yang diciptakan Allah dengan sia-sia? Usus buntu diduga berperan dalam sistem imunitas. Dinding usus buntu berisi jaringan limfatik yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang membuat antibodi.
Mengapa usus buntu meradang?
Pada dokter belum memahami sepenuhnya mengapa usus buntu meradang. Peradangan mungkin disebabkan oleh feses, akumulasi lendir atau zat lain yang terjebak di dalam usus buntu. Feses, lendir atau benda asing tersebut kemudian mengeras menjadi seperti batu (disebut fekalit). Menanggapi zat asing ini, jaringan limfatik di usus buntu membengkak dan menutup pembukaan. Setelah penyumbatan terjadi, bakteri yang biasa hadir di dinding usus buntu kemudian mulai menginfeksi. Tubuh merespon infeksi tersebut sehingga menyebabkan peradangan.Teori lain menyebutkan bahwa peradangan usus buntu disebabkan oleh pecahnya usus buntu sehingga bakteri dari luar memasukinya. Penyebab perpecahan ini tidak jelas, tetapi mungkin berhubungan dengan perubahan yang terjadi dalam jaringan limfatik usus buntu.
Bagaimana mengetahui bahwa saya terkena radang usus buntu?
Apendisitis menyebabkan nyeri yang dimulai di sekitar pusar dan kemudian bergeser ke perut sebelah kanan bawah. Rasa nyeri yang tajam biasanya meningkat selama periode 12 sampai 24 jam dan akhirnya menjadi sangat parah. Rasa nyeri akan memburuk jika Anda batuk, berjalan atau melakukan gerakan lainnya. Jika usus buntu Anda berlubang (pecah), rasa nyeri mungkin berkurang untuk sementara. Namun, setelah lapisan rongga perut Anda membengkak dan terinfeksi (suatu kondisi yang disebut peritonitis), nyeri Anda semakin memburuk. Gejala lain yang dapat Anda rasakan adalah mual, muntah, kehilangan nafsu makan, demam, sembelit atau diare (dengan jumlah kecil dan berlendir), kesulitan kentut, kram dan pembengkakan perut. Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, jangan mengambil antasida, obat pencahar, atau menggunakan bantalan pemanas yang justru dapat menyebabkan usus buntu yang meradang pecah.Ukuran dan lokasi usus buntu yang bervariasi dan kedekatannya dengan organ lain seringkali membuat sulit untuk membedakannya dengan penyakit lainnya. Gejala apendisitis bisa sangat mirip dengan kondisi medis lainnya seperti penyakit radang panggul, peradangan organ lain di perut kanan atas (kandung empedu, hati, atau duodenum), divertikulitis dan penyakit ginjal. Satu-satunya cara untuk memastikan apakah Anda terkena usus buntu adalah pemeriksaan oleh dokter. Untuk mendiagnosis apendisitis, dokter akan melakukan wawancara (anamnesa), memeriksa tanda-tanda fisik dan meminta pemeriksaan pendukung. Salah satu ciri khas apendisitis adalah rasa nyeri yang meningkat ketika dokter menekan dengan lembut daerah di perut bagian bawah kanan Anda. Jika Anda memiliki peritonitis, tekanan di daerah perut dapat menyebabkan spasme otot. Pemeriksaan rektal dapat meraba bahwa sisi kanan dubur Anda terasa lembek. Pemeriksaan pendukung seperti tes laboratorium, rontgen perut, USG abdomen dan CT scan akan mengonfirmasi temuan-temuan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik.
Apakah operasi adalah satu-satunya pilihan pengobatan?
Operasi adalah satu-satunya pilihan untuk apendisitis berat, yang merupakan kedaruratan medis. Jika tidak segera dioperasi, usus buntu akan pecah atau berlubang (perforasi) sehingga menyebarkan bakteri dan infeksi ke seluruh perut. Hal ini dapat mengakibatkan peradangan serius dari selaput rongga perut yang bisa berakibat kematian.Apendisitis ringan sampai sedang yang menurut perkiraan dokter tidak berisiko perforasi dan komplikasi mungkin dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun, pengobatan antibiotik ini tidak selalu efektif dan tidak menghilangkan risiko kekambuhan. Penelitian di Swedia menunjukkan bahwa sebagian besar pasien apendisitis ringan dan sedang (88%) dapat sembuh dengan pemberian antibiotik tanpa operasi. Namun, dalam lima tahun berikutnya hampir seperempat (24%) dari pasien yang sembuh tersebut mengembangkan episode kedua dari apendisitis.
Bagaimana operasi usus buntu dilakukan?
Operasi dilakukan untuk membuang usus buntu yang meradang (disebut apendektomi). Ahli bedah bisa membuat sayatan tradisional di perut atau membuat pembukaan yang lebih kecil dengan perangkat bedah yang disebut laparoskop.Operasi usus buntu biasanya membutuhkan rawat inap 2 -3 hari di rumah sakit. Jika usus buntu diambil sebelum pecah, Anda dapat sembuh segera setelah operasi. Jika usus buntu Anda pecah sebelum dioperasi, Anda mungkin akan pulih lebih lambat dan berisiko mengembangkan abses atau komplikasi lain.
Sebagaimana telah disampaikan, karena gejala radang usus buntu seringkali mirip sekali dengan gejala penyakit lain, kadang-kadang dalam operasi dokter baru mengetahui bahwa usus buntu Anda sebenarnya sehat/normal. Dalam hal ini, dokter bedah mungkin akan tetap membuang usus buntu Anda dan menjelajahi seluruh perut Anda untuk menemukan penyebab lain dari nyeri Anda.
Apakah radang usus buntu dapat dicegah?
Karena penyebabnya tidak diketahui, sampai saat ini tidak ada cara untuk mencegah radang usus buntu.Source : http://majalahkesehatan.com
Komentar