"Undangan Perkawinan"
Saya percaya Anda semua pernah menerima undangan sebuah perkawinan, dari sahabat, sanak keluarga dan relasi Anda, serta bahkan dari mantan Anda.
Dalam bentuk apakah undangan tersebut terdengar atau terlihat atau tercetak?
Sebagian besar undangan perkawinan yang Anda terima berwujud dalam bentuk sebuah Kartu yang tercetak.
Saya percaya hampir sebagian besar calon mempelai yang ingin melangsungkan sebuah "pesta" perkawinan cukup dipusingkan dengan "Kartu Undangan".
Mengapa "pusing"?
Pasti karena disain-nya dan juga harga-nya serta berapa jumlah yg harus dicetak.
Mempelai pusing "Kartu"?
Seperti seorang pemain kartu (gambler) yang sedang men-cak (menyusun) kartu saja supaya bisa "mengalahkan" lawannya.
Di satu sisi mempelai pusing akan kartu, di sisi lain Anda yang menerima kartu undangan merasakan "sesuatu".
Apa yang Anda rasakan?
Saya ingin bertanya kepada Anda tentang Kartu Undangan.
Apakah Anda terpesona dan kagum saat menerima Kartu tsb karena begitu indah, tebal, mewah, anggun dan ditorehkan dengan tinta emas, tentunya harganya mahal?
Berapa lama rasa pesona dan kagum Anda berlangsung?
1 bulan?
1 minggu?
1 hari?
1 jam?
Saran saya kepada Anda:
"Anda harus terpesona dan kagum dalam waktu yang lama ya, untuk menghargai (entah berapa Rp.?) effort yang telah dikeluarkan oleh Mempelai dan Tim-nya!".
Setelah terpesona dan terhentak dalam kekaguman yang berselang, dan setelah Anda mendatangi pesta perkawinan yang digelar Raja dan Ratu sehari, Apa yang Anda perbuat dan lakukan pada Kartu Undangan tsb.?
Apakah akan Anda beri pigura atau frame photo, untuk Anda pajang menghiasi ruang tamu Anda?
Atau Anda pajang di lemari es Anda, supaya bisa Anda pandang terus setiap saat Anda melewatinya?
Atau karena dapat membuat dan menimbulkan rasa kagum Anda (yang memang jarang muncul?) ?
Atau Anda simpan Kartu tsb dalam sebuah Kotak Koleksi Kartu Undangan yang spesial Anda buat?
Berapa banyak sich Kartu sejenis ini Anda simpan dan rawat baik-baik selama ini? Dengan harapan suatu saat nanti Anda akan buka dan tengok lagi Kartu-kartu ini?
Silahkan Anda bertanya pada diri Anda sendiri, bagaimana nasib Kartu tsb?
Dimana berakhir "kehidupan" Kartu ini?
Sebagian besar Kartu Undangan semewah apapun dan semahal apapun, dan dari siapapun Anda terima, akan berakhir nasibnya di Tempat Sampah?!
Betul nggak sich?!?.
Saya tidak pernah menyimpan Kartu Undangan Perkawinan, dan saya buang ke tempat sampah setelah pesta terselenggarakan.
Kalau yang bagus, beberapa saya gunting untuk pembatas buku.
Kartu Undangan Perkawinan yang memusingkan pikiran dan kocek mempelai, ternyata berakhir di tempat sampah.
Lalu berapa banyak Kartu Undangan yang dicetak? Apakah semua yang terundang akhirnya hadir dalam Jamuan Pesta Perkawinan?
Berarti Mubazir dong?!
Sebenarnya apa sich arti "Kartu Undangan Perkawinan" itu?
Kartu Undangan, undangan apapun, Ulang Tahun, Perkawinan atau Sunatan Massal sekalipun, hanya berarti:
1. Memberitahukan
2. Berharap yang menerima berkenan hadir
Itu saja tidak lebih atau kurang, (harga PAS seperti di SOGO).
Apakah bisa digantikan wujudnya dalam bentuk yang lain?
Bisa banget...
Bagaimana mensiasati "Kartu Undangan" yang hanya berumur singkat dan bernasib naas ini?
Beberapa caranya sbb.:
1. Bila harus buat Kartu hard copy, buatlah yg sederhana dan ekonomis. Anda tidak mau uang Anda dibuang di tempat sampah.
2. Cetak secukupnya, undanglah relasi, teman dan sanak yang besar kemungkinannya hadir.
3. Anda bisa kirim Kartu Undang Softcopy via email, facebook dll
4. Undanglah via sms, facebook, email, twitter dan cara lain yang lebih ekonomis.
Semoga Anda dapat melakukan siasat pesta perkawinan yang ekonomis dan efektif.
Semoga bermanfaat.
Salam,
Freddy Pieloor
Komentar