"Jangan Selalu Merasa Sehat, Waspadai 8 Penyakit Mematikan Tanpa Gejala Ini!"


Banyak sebagian besar dari kita selalu merasa tubuh sehat dan baik-baik saja. Namun sangat terkejut ketika divonis mengalami suatu penyakit, kita bertanya-tanya kenapa bisa terjadi padahal sebelumnya tanpa gejala.

Memang beberapa penyakit memang tanpa gejala pada stadium awalnya. Bahkan, ketika gejala muncul, bisa jadi kondisi telah memburuk atau sudah stadium lanjut.

Agar Anda waspada dan sering cek kesehatan, berikut ini beberapa penyakit-penyakit yang perlu diwaspadai karena tanpa gejala dan tidak disadari.



1. Hipertensi dan Kolesterol Tinggi

Penyakit tanpa gejala ini sangat banyak populasinya di masyarakat. Hipertensi dan kolesterol yang tinggi tidak memberikan keluhan apapun bagi penderitanya. Pada kebanyakan kasus, biasanya orang yang terkena hipertensi hanya mengeluh pusing-pusing ringan dan pegal-pegal ringan. Makanya banyak orang yang menyepelakan dan tidak mau berobat karena tidak ada keluhan.

Efek hipertensi sebenarnya telah terjadi apabila tekanan ≥ 120/80; efek kerusakan akan terakumulasi hingga bertahun-tahun kemudian baru menimbulkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Khusus untuk hipertensi krisis, bahaya stroke, penyakit jantung, serta pecah pembuluh darah dapat mengancam setiap saat.

Kadar kolesterol yang tinggi pada tubuh akan terakumulasi di pembuluh darah atau jaringan hati dan berakibat fatal. Padahal, obatnya sangat sederhana dan relatif murah.

2. Penyakit Ginjal Kronis

Fungsi utama ginjal adalah menyaring darah dan membuang sisa-sisa metabolisme melalui urin atau air seni. Disebut penyakit ginjal kronis (chronic kidney disease/CKD) apabila fungsi ginjal telah menurun secara progresif. Hal yang dikhawatirkan apabila sudah stadium terminal (stage V), pasien harus cuci darah rutin atau transplantasi ginjal. Terapi yang dilakukan hanyalah untuk mencegah penurunan fungsi ginjal lebih lanjut bukan untuk mengembalikan fungsi ginjal menjadi normal.

Penyebab penyakit ginjal kronis ini yang nomor satu ialah diabetes melitus yang tidak terkontrol (kadar gula darah terus tinggi), dan hipertensi yang tidak terkontrol.

3. Diabetes Melitus (DM)

Penyakit kencing manis atau diabetes melitus masih banyak yang tak terdeteksi terutama di Indonesia. Pasien kadang baru datang berobat setelah ada penyakit jantung, ginjal, luka yang tak kunjung sembuh, hingga luka yang telah membusuk sekalipun. Padahal penyebabnya sederhana yaitu kadar gula darah yang tinggi.

Beberapa penderita diabetes melitus pada awalnya mengeluhkan gejala gejala klasik DM yaitu 3P: poliuria (sering berkemih), polidipsi (sering haus), dan polifagia (sering lapar), serta penurunan berat badan tanpa sebab. Meskipun telah muncul, gejala tersebut kadang terabaikan atau dianggap bukan yang penting. Padahal, keluhan tersebut dapat membuka pintu untuk deteksi DM secara dini dan tepat.

4. Osteoporosis

Osteoporosis tidak memiliki gejala atau keluhan apapun, seringkali pasien datang sudah dengan nyeri akibat patah tulang (fraktur) atau kejadian jatuh akibat tulang yang rapuh. Angka tertinggi osteoporosis terjadi pada wanita yang menopause, terutama yang memiliki berat badan rendah.

Cara pasti untuk mendeteksi secara dini ialah dengan pemeriksaan kepadatan tulang (bone densitometry), atau pada kasus-kasus awal dapat dilakukan dengan pemeriksaan radiologi. Namun sayangnya, pemeriksaan tersebut belum rutin dilakukan pada orang sehat.

5. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Penyakit jantung koroner disebut sebagai pembunuh nomor satu. PJK biasa muncul dengan gejala nyeri dada sebelah kiri, seperti ditekan benda berat, yang kadang menjalar ke lengan, rahang bawah, serta pundak. Hal ini disebabkan adanya sumbatan di pembuluh darah koroner. Namun beberapa fakta menunjukkan PJK bisa muncul tanpa gejala apapun. Pasien dapat tiba-tiba jatuh tergeletak tanpa diketahui sebabnya. Setelah diperiksa rekam jantung, barulah diketahui bahwa pasien mengalami PJK.

6. Penyakit Hepatitis

Infeksi menular seperti hepatitis dapat muncul tanpa gejala sedikitpun. Selain tidak menimbulkan gejala, penyakit ini mudah menular bila tidak berhati-hati. Untungnya, beberapa perusahaan sudah menerapkan tes kesehatan bagi calon karyawan saat seleksi karyawan baru sehingga penyakit ini bisa terdeteksi. Banyak kasus, seseorang baru mengetahui dirinya mengidap hepatitis B kronis saat pemeriksaan rutin sewaktu melamar kerja. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan nilai HbsAg positif (penanda hepatitis B) padahal ia tidak tahu dari mana sumbernya, dan mengaku tidak menggunakan obat-obatan suntik, seks bebas, atau transfusi darah. Dan tidak ada keluhan kesehatan selama ini; murni hanya hasil laboratorium saja yang bermasalah.

Mayoritas kasus hepatitis B kronis di Indonesia, terjadi akibat infeksi melalui plasenta sewaktu dalam kandungan. Misalnya seorang ibu hamil dengan hepatitis B positif, sang bayi memiliki risiko yang sangat besar untuk mengidap hepatitis juga, namun dengan sifat penyakit kronis: tidak ada gejala pada tahun-tahun awal.

7. AIDS atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome

Pada kasus HIV, butuh bertahun-tahun sejak virus masuk ke dalam darah hingga muncul sebagai gejala. Saat seseorang terinfeksi HIV, maka diperlukan waktu 5-10 tahun untuk sampai ke tahap yang disebut sebagai AIDS.  Setelah HIV masuk ke dalam tubuh manusia, maka selama 2-4 bulan keberadaan HIV belum bisa dideteksi dengan pemeriksaan darah. Jika HIV sudah dapat dideteksi, tahap ini disebut sebagai tahap HIV positif. Pada tahap ini, keadaan fisik yang bersangkutan tidak menunjukkan kelainan atau keluhan apa pun. Namun yang bersangkutan sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.

Banyak pasien yang baru diketahui mengalami HIV setelah dirinya terjangkit berbagai infeksi sekunder lainnya. Seperti yang diketahui, pasien HIV memiliki imunitas yang rendah sehingga rentan terkena infeksi. Dengan kata lain, virus HIV tidak membunuh pasien secara langsung, melainkan melalui infeksi-infeksi sekunder tersebut. Pasien HIV paling sering meninggal akibat tuberkulosis atau hepatitis C.

8. Sirosis hati

Sirosis hati atau sirosis hepar merupakan proses akhir dari fibrosis hati, yang merupakan konsekuensi dari penyakit kronis hati yang ditandai dengan adanya penggantian jaringan normal dengan jaringan fibrous sehingga sel-sel hati akan kehilangan fungsinya. Biasanya pasien memiliki riwayat penyakit hati yang berangsur-angsur dan tidak diobati hingga terjadilah sirosis. Penyebab tersering ialah hepatitis kronis yang disepelekan karena tidak ada gejala. Sampai suatu ketika, barulah pasien mengalami muntah darah atau bengkak yang menandakan telah terjadi sirosis.

Oleh karena itu, jangan merasa tubuh selalu sehat, penting bagi kita untuk waspada dan mau periksa kesehatan. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, tes darah, jalani gaya hidup sehat, serta waspada terhadap semua faktor risiko merupakan hal sederhana yang penting untuk mencegah 8 penyakit tanpa gejala di atas. (kompas.com)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Saat Ibu Memasak Di Dapur"

"Kim Sun-Young - 1974"

"Tanya-Jawab Mengenai Radang Usus Buntu (Apendisitis)"