"Vaksin DBD Akan Segera Hadir"
Demam berdarah dengue (DBD) adalah wabah dunia yang merisaukan. Setiap tahun, 50-100 juta kasus infeksi demam berdarah dilaporkan di seluruh dunia. Dari jumlah itu, sekitar 20.000 pasien meninggal dunia, kebanyakan anak-anak yang imunitas tubuhnya masih lemah. Selain memakan kerugian jiwa, kerugian ekonomi dari biaya kesehatan yang terkait dengan demam berdarah mencapai triliunan rupiah.
Penyakit ini sudah ada setidaknya sejak abad ke-18, yang menjadi wabah lokal di Amerika, Afrika dan Asia. Demam berdarah menjadi penghalang serius militer AS dalam perang 1898 melawan Spanyol di Kuba dan Filipina. Pada Perang Dunia II, sekitar 90.000 tentara Amerika yang berperang di Pasifik dirawat di rumah sakit karena demam berdarah. Jumlah yang setara diperkirakan juga diderita oleh pihak tentara Jepang, bila tidak lebih banyak. Pergerakan tentara dalam jumlah besar inilah yang kemudian mempercepat penyebaran demam berdarah menjadi pandemi global. Jumlah kasus DBD meningkat pesat hingga tiga puluh kali lipat dalam 50 tahun terakhir.
Setelah ditunggu lama, vaksin demam berdarah tampaknya akan segera hadir. Sanofi, raksasa farmasi yang berbasis di Paris, sedang melakukan tahap akhir pengembangan vaksin tersebut dengan uji coba klinis tahap akhir di beberapa negara. Studi pertama kemanjurannya diujicobakan pada 4.000 anak Thailand. Di Indonesia, ujicoba pertama dilakukan bulan ini di Jakarta pada 800 anak usia 2-14 tahun. Hasil dari studi klinis ini, yang dikenal sebagai Fase IIb dalam standar internasional yang terdiri dari tiga tahap proses penilaian, diharapkan selesai di bulan September. Bila berjalan sesuai rencana, pada awal 2015 vaksin itu sudah tersedia di pasaran. Setelah menginvestasikan 350 juta euro (hampir Rp4 triliun) di pabrik vaksin baru di Lyon, Sanofi diperkirakan akan meraup penjualan global tahunan hingga satu miliar euro (Rp 10 triliun).
Vaksin yang sedang dikembangkan akan menyediakan kekebalan terhadap empat jenis DBD. Sanofi belum menyebutkan berapa harga vaksin tersebut nantinya di pasaran. Namun, seperti vaksin-vaksin baru lainnya untuk HPV (human papillomavirus), pneumokokus dan rotavirus, kemungkinan harga jualnya berkisar antara $15 sampai $70 per dosis suntikan. Masih cukup mahal bagi kebanyakan penduduk Indonesia.
(Disarikan dari Reuters).
Source : http://majalahkesehatan.com/
Komentar