"Apakah ASI Saya Kurang?"

Oleh: dr Yaditta Mirdania

Suatu permasalahan yang kerap terjadi pada ibu-ibu menyusui dan menjadi penyebab terbesar kegagalan pemberian ASI eksklusif adalah persepsi ibu bahwa ASI- nya kurang. Benarkah terjadi demikian? Berikut bisa kita simak penjelasannya..
ASI Ekslusif adalah perilaku di mana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sampai umur 6 (enam) bulan tanpa makanan dan ataupun minuman lain kecuali sirup obat. Sampai saat ini ASI merupakan makanan yang paling cocok untuk bayi, bahkan banyak pabrik susu formula yang berusaha untuk membuat komposisi semirip mungkin dengan ASI. Namun tetap saja ASI jauh lebih unggul karena ASI mudah dicerna usus bayi, tidak menyebabkan alergi, mengandung antibodi yang dapat melindungi bayi dari infeksi, dan dapat meningkatkan kecerdasan bayi. Selain itu, ASI juga memiliki manfaat bagi ibu antara lain mempercepat kembalinya rahim ke ukuran semula, menurunkan kesuburan ibu, menurunkan risiko kanker payudara dan mempererat hubungan psikologis antara ibu dan bayinya.
Kekhawatiran ASI kurang atau fobia ASI kurang adalah perasaan yang tidak benar pada ibu yang menganggap bahwa produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi. Keadaan ini terjadi karena adanya gejala-gejala tertentu pada bayi yang dianggap masih haus padahal bayi sudah minum banyak. Gejala ini cukup menyesatkan karena menganggap bayi masih kurang minum sehingga menambahkan pemberian susu formula. Pada akhirnya hal inilah yang seringkali menggagalkan program ASI eksklusif.
Secara alamiah, ASI diproduksi dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Informasi mengenai jumlah kebutuhan ASI diperoleh melalui mekanisme pengosongan tempat penyimpanan ASI yang berada di bawah areola (bagian payudara yang berwarna gelap). Sistem produksi ASI sedemikian teratur dan sudah dipersiapkan sejak ibu hamil. Jadi sangat kecil kemungkinan jumlah produksi ASI tidak sesuai dengan kebutuhan bayi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ternyata ASI saja sudah cukup untuk mengenyangkan dan memenuhi nutrisi bayi. Dari 100 orang ibu yang mengeluh ASI-nya kurang, ternyata hanya ± 2 orang saja yang secara biologis ASI-nya benar-benar kurang, sedangkan 98 orang sisanya ternyata ASI-nya cukup untuk bayinya. Bahkan pada ibu dengan masalah kurang gizi ringan dan sedang, produksi dan kualitas ASI tetap tidak berubah karena tubuh ibu akan menggunakan cadangan nutrisi tubuhnya untuk memenuhi kebutuhan ASI. Sedangkan pada ibu kurang gizi parah, jumlah ASI, kandungan lemak, dan mikronutrien lainnya berkurang, tapi ASI tersebut tetap mengandung antibodi yang berguna untuk melindungi bayi dari infeksi.
Penyebab dari fobia ASI kurang pada ibu antara lain karena adanya gejala haus palsu pada bayi, puting susu lecet, atau karena posisi menyusui yang salah sehingga ASI tidak bisa keluar. Puting susu lecet juga bisa terjadi karena cara menyusui yang salah, yakni bayi hanya menghisap di bagian puting saja, sedangkan untuk bisa mengeluarkan ASI bayi harus menghisap sampai di bagian hitam di sekitar puting susu (areola).


 Gejala ”haus palsu”

  • Beberapa gejala pada bayi yang timbul bukan karena rasa haus dan lapar dapat disebut gejala palsu. Gejala ini seringkali timbul karena ada yang dirasakan tidak nyaman pada tubuh bayi. Gejala yang timbul biasanya bayi bila minum susu tampak terburu-buru, tidak sabar, sering minta minum (kurang dari 1,5 jam) atau sering “ngempeng”.
  • Keadaan ”gejala haus palsu” ini seringkali mengakibatkan kegagalan program ASI eksklusif. Ibu sering merasa letih dan kurang tidur karena bayi sering minta minum dan hanya terus ”ngempeng” (tidak menyedot) puting susu. Akhirnya karena kondisi tersebut keputusan pemberian susu formula dilakukan.
  • Ketidaknyamanan pada bayi ini seringkali terjadi karena rasa sakit atau gangguan pada saluran cerna bayi, karena saluran cerna bayi masih belum sempurna. Biasanya dengan pertambahan usia terutama di atas usia 3 bulan gangguan ini akan membaik. Gangguan tersebut sering terjadi pada penderita dengan bakat alergi.
  • Gangguan saluran cerna karena alergi ini biasanya semakin meningkat saat malam hari, hal ini juga terjadi pada gangguan alergi lainnya seperti napas grok-grok, batuk, asma, hidung buntu dan sebagainya. Pola ini juga berkaitan dengan mengapa bayi sering rewel dan lebih sering minta minum di malam hari. Gangguan saluran cerna ini disertai timbulnya bintik putih seperti jamur di lidah dan bibir kering, yang seringkali disertai gangguan hidung dan kulit. Meskipun sangat jarang terjadi,  popok basah, kedinginan atau udara panas bisa mengakibatkan timbulnya ”gejala haus palsu” ini.

Tips untuk menambah jumlah ASI

  1. Jangan memberikan susu formula atau alat bantu puting susu karena akan mengakibatkan bingung puting. Lebih sering bayi menghisap puting susu maka akan meningkatkan produksi ASI.
  2. Cobalah menyusui dengan payudara pertama sampai habis, kemudian lanjutkan pada payudara kedua.
  3. Ibu harus tenang, santai, jangan tegang (stress) dan dalam suasana yang nyaman. Ketegangan dan kecemasan akan mengurangi produksi ASI.
  4. Menyusui dimulai dari payudara yang terakhir disusukan secara berganti-ganti.
  5. Ibu harus banyak beristirahat, cukup gizi makanan dan banyak minum.
  6. Hindari merokok, karena merokok mengurangi produksi ASI.
  7. Gunakan pil KB yang tidak mempengaruhi produksi ASI.
Jadi apabila ibu merasa ASI kurang karena bayi yang terus-menerus rewel, jangan terburu-buru untuk memutuskan memberikan susu formula pada bayi. Konsultasikan permasalahan tersebut pada bidan, dokter, atau konselor laktasi Anda terlebih dahulu.

Source :  http://majalahkesehatan.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Saat Ibu Memasak Di Dapur"

"Kim Sun-Young - 1974"

"Tanya-Jawab Mengenai Radang Usus Buntu (Apendisitis)"