""Bekerja dan Rejeki adalah Bukti Cinta Anda"


Seorang ayah dan atau ibu, pergi bekerja pada pagi buta meninggalkan rumah dan keluarga, berangkat ke kantor untuk "menukar umur" dan "effort" dalam bentuk tenaga dan skill, kepada perusahaan, dalam usaha menjemput dan memperoleh rejeki.

Bekerja dan berusaha dalam bidang apapun, adalah sebuah bentuk kasih dan tanggung jawab seorang ayah atau ibu.

Mereka melakukan pekerjaan tsb dengan penuh tanggung jawab, karena mereka paham bahwa "hasil" yang mereka peroleh adalah untuk kesejahteraan anak-anak dan keluarga.



Namun ada beberapa pertanyaan yang mesti diperiksa "kebenarannya" sebagai berikut:
1. Sudahkah kita melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati dan ikhlas?
2. Seringkah kita mengeluh akan "beban derita" dalam pekerjaan, dan bermalas-malas dalam menuntaskan pekerjaan?
3. Sudahkah kita sadari bahwa pekerjaan dan berkarya adalah sebuah bentuk konsekuensi dalam kehidupan? Semua orang harus berguna dan bermakna, terlebih sebagai orang tua.
4. Apakah kita memahami dan menyadari bahwa rejeki yang kita bawa pulang dan akan kita berikan sebagai makanan dan minuman anak-anak?

Bila kita bekerja dengan rasa malas dan terpaksa, berarti kita malas dan terpaksa dalam mencintai anak-anak kita!

Jadi bila seseorang kepala keluarga dan ayah yang masih sehat tubuh dan pikirannya, tidak bekerja (menganggur) dengan dalih apapun, dapat digolongkan sebagai seseorang yang "kerdil" pikirannya dan tidak mencintai anak-anak dan keluarganya.

Padahal ada orang kerdil, yang memiliki "hati besar" dan berhasil menjadi teladan kita semua. Dia adalah Ucok Baba, pelawak kerdil tubuh dengan pikiran dan hati yang tidak kerdil.

Saya pikir Anda dan saya bisa lebih baik dari Ucok Baba, atau Anda punya pikiran yang berbeda?

Seorang ayah akan melakukan apapun pekerjaannya, walau mungkin dianggap "hina" oleh banyak orang, seperti menjadi kuli, ngojek atau menjadi tukang bangunan, hanya demi untuk memberi "makan" anak-anaknya.


Seorang ayah akan bersedia "menukar harga diri" dan "darahnya" untuk memastikan anak-anaknya tercukupkan makan dan minumnya.

Chris Gardner dalam film "Pursuit Happyness" menjual darahnya demi beberapa dollar dalam menyambung hidup dan meraih mimpinya.

Chris adalah sebuah teladan seorang ayah sejati, dan cinta kasih kepada anaknya menguatkan diri untuk berjuang sepenuh hati.

Sudahkah Anda dan saya, berlaku dan bertindak sebagai seorang ayah yang sejati, dan bukan sekadar seorang lelaki yang bisa punya anak?

Semoga kita dapat menjadi yang terbaik yang menjadi harapan anak-anak kita.

Semoga.


Salam kasih,
Freddy Pieloor

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Saat Ibu Memasak Di Dapur"

"Kim Sun-Young - 1974"

"Tanya-Jawab Mengenai Radang Usus Buntu (Apendisitis)"