Beranilah Bermimpi

Pada acara malam Silaturahmi di kantor kami, ada salah satu mantan pekerja yang memberi kata sambutan mewakili pekerja yang sudah memasuki masa pensiun, dengan tegasnya beliau mengatakan bahwa :"Uang pensiun yang diterima tak lebih 20% dari upah yang dulu pernah diterima pada saat bekerja, jadi kita pada saat pensiun janganlah berpikir bisa keliling dunia, tapi berpikirlah cukup bisa memenuhi biaya hidup sehari-hari aja "



Serangkaian Kata yang mengingatkan kami bahwa suatu saat nanti pendapatan kami akan merosot tajam, kata-kata yang membuat kami merenungi kembali pengeluaran apa saja yang telah dilakukan dan pos-pos mana saja yang bisa dihemat. Kata-kata tersebut bagi sebagian besar dari kami bisa membuat kami patah semangat… apa iya kita tidak bisa berekreasi? Apa iya kita nantinya hanya memikirkan makan aja sudah cukup? Bagi sebagian kami yang lain pertanyaan itu yang mengelitik dan akhirnya menetapkan dalam hati bahwa kami masih bisa berpikir dan berbuat lebih dari itu.



Seperti yang pernah Bpk. Andriewongso katakan disalah satu seminar, bahwa kita harus berani mempunyai keinginan, berani mempunyai Impian dan cita-cita. Kenyataan yang ada belum tentu sama untuk kenyataan dimasa yang akan datang, kenyataan bisa kita rubah, bukankah dalam kitab suci Al Qur’an dikatakan bahwa Allah tidak akan merubah nasib seseorang sampai orang tersebut berusaha untuk merubahnya.



Beranilah bermimpi, beranilah mempunyai keinginan, tetapi keberanian itu bukan hanya berani didalam hati saja tetapi juga dituangkan dalam AKSI , jadi Motivasi + Aksi. Tetapkan dulu keinginan , apakah kita ingin mempunyai pendapatan tambahan selain pendapatan yang ada saat ini? Apakah kita ingin mempunyai usaha yang bisa dijalankan bersama keluarga? Apakah kita ingin menjadi penulis artikel yang dikirimkan ke media masa? Atau kita ingin berhemat dan membeli property yang bisa disewakan? Masih banyak keinginan yang bisa dituangkan. Setelah itu kita mulai melakukan tindakan yang sesuai dengan arah dari tujuan yang ingin dicapai, tindakan yang dilakukan dengan sepenuh hati, sekuat tenaga.



Seperti seorang pelari yang mengikuti lomba lari 100m, dia tidak hanya berlari dengan lari-lari kecil, tetapi dia berlari dengan sekuat tenaga sesuai dengan hasil latihan yang dilakukannya selama ini. Dia tidak bisa melakukan hal tersebut dengan pikiran yang penting lari, syukur-syukur bisa sampai ke garis finis, syukur-syukur bisa menang. Tidak !!! dia melakukan dengan ketetapan tindakan yang LUAR BIASA, karena jika hal itu tidak dilakukan, maka dia bisa sampai ke garis finis dengan waktu yang tidak lagi berada dalam range waktu yang dipersiapkan. Bukankah kita juga dibatasi dengan waktu yang ditentukan oleh Tuhan?



Apakah kita mempunyai keinginan? Apa kita mempunyai motivasi? Itu yang perlu kita intip didalam hati kita sendiri. Lalu…. Sudah siapkah kita berlari menuju keinginan tersebut? Ya….Pasti…. Pasti kita mempunyai impian yang LUAR BIASA dan melakukan aksi yang LUAR BIASA.



SALAM LUAR BIASA.



Oleh : Sulikah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Saat Ibu Memasak Di Dapur"

"Kim Sun-Young - 1974"

"Tanya-Jawab Mengenai Radang Usus Buntu (Apendisitis)"