REVOLUSI DIGITAL-1
REVOLUSI DIGITAL (KISAH 01)
Asal Mula: Kemalangan Atanasoff
Revolusi digital diawali sebuah pembajakan
Oleh Andrianto Soekarnen
Di musim dingin 1937, John Vincent Atanasoff, 34 tahun, mengendarai mobil Ford Eight barunya kencang-kencang. Ia pergi berkeliling sesudah makan malam. Sambil mengemudi, pikiran dosen muda di Departemen Fisika Iowa State University itu terus dipenuhi sebuah obsesi, yakni membuat kalkulator yang lebih baik daripada yang telah ada sebelumnya. Ia lalu berhenti di sebuah kedai, tetap dengan lamunannya.
Sambil minum, ia mencorat-coret apa-apa yang ada dalam benaknya pada selembar tisu. Ditemani derak benturan bola biliar, tangan Atanasoff tanpa sadar mengguratkan revolusi yang akan mengubah dunia. Catatan tersebut akan menjadi kalkulator elektronik pertama, sebuah mesin yang secara langsung memelopori penciptaan komputer. Inilah permulaan peralihan dari era mekanik ke digital.
Lamunan Atanasoff tentu bukan tanpa sebab. Pada sore hari itu, permintannya untuk memodifikasi tabulator punch card IBM ditolak. Ketika itu, perhitungan besar dan rumit harus dilakukan menggunakan tabulator yang bekerja secara mekanik (berdasarkan gerak roda-roda gigi) tersebut. Sebagai peneliti teori Fisika Kuantum, Atanasoff membutuhkan mesin hitung cepat dan akurat, yang tak bisa dipenuhi tabulator. Dalam kejengkelan, profesor muda itu lalu ngebut dengan mobilnya dan terdampar di kedai tadi.
Ketika kecil, Atanasoff telah diajari ibunya apa yang dinamakan matematika biner. Berbeda dengan matematika berbasis bilangan desimal yang mengenal angka 0 sampai 9 (matematika biasa), matematika biner hanya mengenal angka 0 dan 1. Atanasoff tiba-tiba tersadar bahwa bilangan biner mempunyai sifat yang sama dengan listrik. Mereka hanya mengenal dua keadaan: menyala (sama dengan 1) atau mati (nol).
Dengan demikian, bilangan desimal yang telah dikonversi menjadi bilangan biner akan dapat dimanipulasi (dijumlahkan, dikurangkan, dikalikan, dsb) secara elektronik. Hasilnya kemudian dapat ditransformasikan kembali menjadi bilangan desimal.
Untuk merealisasikan ide ini, Atanasoff bekerjasama dengan seorang mahasiswa yang jago elektronika, Cliff Berry. Melalui keterampilan Berry, skema Atanasoff diwujudkan dalam bentuk mesin hitung elektronik.
Pada Desember 1940, Atanasoff menghadiri pertemuan American Association for the Advencement of Science di Philadelphia. Kebetulan, di sana profesor John W. Mauchly tengah membahas kebutuhan akan mesin hitung untuk membandingkan cuaca dan aktivitas matahari. Atanasoff mendekati lelakim itu dan bercerita tentang alat yang tersimpan di laboratoriumnya. Ketika berkunjung ke Iowa, Maulchy tak bisa percaya bahwa, di sebuah tempat terpencil, ia akan menemukan alat secanggih rancangan Atanasoff-Berry.
Akan tetapi, pada 1942, Jepang meyerang Pearl Harbor, Hawai. Amerika Serikat terjun ke arena pertempuran Perang Dunia II. Para ilmuwan diminta menyumbangkan pengetahuan untuk memenangkan perang. Atanasoff pergi ke Washington dan bekerja di divisi yang amat rahasia dari Naval Ordonance Lab. Di sana, ia banyak berkutat soal sikering dan bom.
Berkas paten mesin hitung yang telah disiapkannya kemudian terbengkalai selama 20 tahun di meja pengacaranya. Sementara itu, kekurangan komponen di masa perang mengharuskan komputer Atanasoff-Berry dibongkar untuk diambil komponen-komponenny a.
Sementara itu, Mauchly bernasib mujur. Ia direkrut dalam proyek Angkatan Darat yang ingin membuat mesin hitung super cepat guna menciptakan tabel menembak yang akurat. Di sana, Maulchy bekerjasama dengan J. Presper Eckert, seorang jago elektronika, dalam proyek yang dinamakan Electronic Numerical Integrator and Computer (ENIAC).
Mauchly dan Eckert membuat ENIAC berdasarkan konsep Atanasoff. Ketika proyek itu diluncurkan, Mauchly dipuji untuk konsep "cemerlang"-nya menggunakan sirkuit elektronik dan tabung vakum dalam penciptaan mesin hitung.
Tetapi, kisah ini tak berakhir di situ. Pada 1973, akibat sengketa Honeywell vs Sperry Rand (dua perusahaan pembuat komputer), persoalan paten komputer diperiksa ulang oleh pengadilan. Hakim akhirnya membatalkan hak paten Eckert-Mauchly dan mengembalikannya kepada Atanasoff-Berry. Komputer pertama pun kini dikenal dengan nama Atanasoff-Berry Computer (ABC). Atanasoff dapat tersenyum lega. Ia meninggal pada 1994. Akan tetapi, di tahun 1963 (atau sepuluh tahun sebelum mendapat pengakuan), Berry sudah lebih dulu mati bunuh diri karena depresi.
SUMBER : "Forbes Greatest Technology Stories: Inspiring Tales of the Entrepreneurs and Inventors who Revolutionized Modern Busines" karya Jeffrey S. Young.
Asal Mula: Kemalangan Atanasoff
Revolusi digital diawali sebuah pembajakan
Oleh Andrianto Soekarnen
Di musim dingin 1937, John Vincent Atanasoff, 34 tahun, mengendarai mobil Ford Eight barunya kencang-kencang. Ia pergi berkeliling sesudah makan malam. Sambil mengemudi, pikiran dosen muda di Departemen Fisika Iowa State University itu terus dipenuhi sebuah obsesi, yakni membuat kalkulator yang lebih baik daripada yang telah ada sebelumnya. Ia lalu berhenti di sebuah kedai, tetap dengan lamunannya.
Sambil minum, ia mencorat-coret apa-apa yang ada dalam benaknya pada selembar tisu. Ditemani derak benturan bola biliar, tangan Atanasoff tanpa sadar mengguratkan revolusi yang akan mengubah dunia. Catatan tersebut akan menjadi kalkulator elektronik pertama, sebuah mesin yang secara langsung memelopori penciptaan komputer. Inilah permulaan peralihan dari era mekanik ke digital.
Lamunan Atanasoff tentu bukan tanpa sebab. Pada sore hari itu, permintannya untuk memodifikasi tabulator punch card IBM ditolak. Ketika itu, perhitungan besar dan rumit harus dilakukan menggunakan tabulator yang bekerja secara mekanik (berdasarkan gerak roda-roda gigi) tersebut. Sebagai peneliti teori Fisika Kuantum, Atanasoff membutuhkan mesin hitung cepat dan akurat, yang tak bisa dipenuhi tabulator. Dalam kejengkelan, profesor muda itu lalu ngebut dengan mobilnya dan terdampar di kedai tadi.
Ketika kecil, Atanasoff telah diajari ibunya apa yang dinamakan matematika biner. Berbeda dengan matematika berbasis bilangan desimal yang mengenal angka 0 sampai 9 (matematika biasa), matematika biner hanya mengenal angka 0 dan 1. Atanasoff tiba-tiba tersadar bahwa bilangan biner mempunyai sifat yang sama dengan listrik. Mereka hanya mengenal dua keadaan: menyala (sama dengan 1) atau mati (nol).
Dengan demikian, bilangan desimal yang telah dikonversi menjadi bilangan biner akan dapat dimanipulasi (dijumlahkan, dikurangkan, dikalikan, dsb) secara elektronik. Hasilnya kemudian dapat ditransformasikan kembali menjadi bilangan desimal.
Untuk merealisasikan ide ini, Atanasoff bekerjasama dengan seorang mahasiswa yang jago elektronika, Cliff Berry. Melalui keterampilan Berry, skema Atanasoff diwujudkan dalam bentuk mesin hitung elektronik.
Pada Desember 1940, Atanasoff menghadiri pertemuan American Association for the Advencement of Science di Philadelphia. Kebetulan, di sana profesor John W. Mauchly tengah membahas kebutuhan akan mesin hitung untuk membandingkan cuaca dan aktivitas matahari. Atanasoff mendekati lelakim itu dan bercerita tentang alat yang tersimpan di laboratoriumnya. Ketika berkunjung ke Iowa, Maulchy tak bisa percaya bahwa, di sebuah tempat terpencil, ia akan menemukan alat secanggih rancangan Atanasoff-Berry.
Akan tetapi, pada 1942, Jepang meyerang Pearl Harbor, Hawai. Amerika Serikat terjun ke arena pertempuran Perang Dunia II. Para ilmuwan diminta menyumbangkan pengetahuan untuk memenangkan perang. Atanasoff pergi ke Washington dan bekerja di divisi yang amat rahasia dari Naval Ordonance Lab. Di sana, ia banyak berkutat soal sikering dan bom.
Berkas paten mesin hitung yang telah disiapkannya kemudian terbengkalai selama 20 tahun di meja pengacaranya. Sementara itu, kekurangan komponen di masa perang mengharuskan komputer Atanasoff-Berry dibongkar untuk diambil komponen-komponenny a.
Sementara itu, Mauchly bernasib mujur. Ia direkrut dalam proyek Angkatan Darat yang ingin membuat mesin hitung super cepat guna menciptakan tabel menembak yang akurat. Di sana, Maulchy bekerjasama dengan J. Presper Eckert, seorang jago elektronika, dalam proyek yang dinamakan Electronic Numerical Integrator and Computer (ENIAC).
Mauchly dan Eckert membuat ENIAC berdasarkan konsep Atanasoff. Ketika proyek itu diluncurkan, Mauchly dipuji untuk konsep "cemerlang"-nya menggunakan sirkuit elektronik dan tabung vakum dalam penciptaan mesin hitung.
Tetapi, kisah ini tak berakhir di situ. Pada 1973, akibat sengketa Honeywell vs Sperry Rand (dua perusahaan pembuat komputer), persoalan paten komputer diperiksa ulang oleh pengadilan. Hakim akhirnya membatalkan hak paten Eckert-Mauchly dan mengembalikannya kepada Atanasoff-Berry. Komputer pertama pun kini dikenal dengan nama Atanasoff-Berry Computer (ABC). Atanasoff dapat tersenyum lega. Ia meninggal pada 1994. Akan tetapi, di tahun 1963 (atau sepuluh tahun sebelum mendapat pengakuan), Berry sudah lebih dulu mati bunuh diri karena depresi.
SUMBER : "Forbes Greatest Technology Stories: Inspiring Tales of the Entrepreneurs and Inventors who Revolutionized Modern Busines" karya Jeffrey S. Young.
Komentar